Perjuangan Panjang YBMG; Universitas Bina Mandiri Gorontalo Akhirnya Terbentuk!

oleh
Pose bersama pimpinan Yayasan Bina Mandiri Gorontalo (YBMG) dengan Ketua APTISI Wilayah IX C Gorontalo dan para undangan usai launching Universitas Bina Mandiri Gorontalo (UBM), Kamis (07/11/2019)
banner 468x60

HABARI.ID I Universitas Bina Mandiri Gorontalo (UBMG) yang terbentuk dari penggabungan dua Sekolah Tinggi, merupakan sebuah langkah strategis yang dilakukan Yayasan Bina Mandiri Gorontalo (YBMG).

Apa yang dilakukan YBMG ini, menurut Ketua APTISI Wilayah IX C Gorontalo, Dr. dr. Isman Jusuf, Sp.S, sejalan dengan kebijakan Kementerian Dikbud-Dikti.

“Kementerian Dikbud-Dikti terus mendorong pendirian universitas. Karena dengan institusi yang berbentuk universitas, maka daya gerak akan menjadi lebih luas, dengan kewenangan yang lebih besar. Saya senang dengan inisiatif YBMG yang mengambil langkah strategis ini,” kata dr. Isman saat memberi sambutan pada acara Syukuran dan Launching UBMG yang digelar Kamis (07/11/2019).

Keberadaan universitas, kata dr. Isman, sangat penting dalam rangka meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di perguruan tinggi.

“Dengan institusi yang berbentuk universitas ini, YBMG bisa lebih leluasa dalam melakukan pengembangan. Kalau saat ini UBMG baru memiliki 2 fakultas dengan 8 Prodi, maka ke depannya fakultas dan prodinya ditambah,” kata dr. Isman pada kegiatan yang dihadiri pimpinan YBMG dan para undangan lainnya.

Peluang untuk membuka prodi baru, termasuk membuka prodi kekinian yang dibutuhkan masyarakat, akan terbuka lebar seiring dengan lahirnya kebijakan-kebijakan yang mempermudah perguruan tinggi untuk membuka prodi baru.

“Ke depan, kebijakan pembukaan Prodi akan dipermudah. Apalagi dengan keberadaan Menteri dari kaum milenial, harapan untuk percepatan dengan pengembangan perguruan tinggi, akan ada,” katanya.

Dan untuk nomenklatur prodinya, akan lebih disederhanakan sesuai dengan kebutuhan zaman. “UBMG bisa membuka prodi kekinian. Misalnya prodi ekonomi digital, manajemen digital atau prodi yang fokus pada pengembangan unicorn dan lainnya. Prodi yang relevan dengan perkembangan zaman 4.0,” kata dr. Isman.

Sebelumnya, Ketua YBMG, Dr. Ir. Azis Rachman, MM saat menyampaikan pengantar kata, menyampaikan bahwa perjuangan hingga terbentuknya UBMG, sedikit memakan waktu.

“Seharusnya, sejak Desember 2018 lalu, SK-nya sudah siap. Tapi masih ada yang harus dilengkapi. Nanti pada tanggal 18 Oktober 2019, SK Menristekdikti, diterbitkan,” kata Dr. Azis.

Kehadiran UBMG, kata Dr. Azis, akan melengkapi keberadaan PTS di Gorontalo, sebagai institusi yang akan melahirkan sumber daya manusia yang unggul.

“Kehadiran PTS, masih sangat dibutuhkan. Karena jika di bandingkan dengan daerah lainnya, jumlah perguruan tinggi di Gorontalo, masih sangat kurang …”

“Saat ini kita hanya punya 17 perguruan tinggi, 4 PTN dan 13 PTS setelah. Ini masih sangat sedikit dibanding dengan luas wilayah dan daerah kabupaten/kota yang ada di Gorontalo,” kata Dr. Azis.

Menurutnya, kehadiran perguruan tinggi menjadi sangat penting untuk mendorong APK. “Kalau APK kita masih rendah, maka kita sudah bisa membayangkan bagaimana potret generasi kita di 30 tahun yang akan datang,” ungkap Dr. Azis.(fp/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan