Pengusaha Ikan Sang Penyelamat Nasib Karyawan

oleh
karyawan
Proses pemotongan ikan cakalang oleh karyawan CV Camar Laut Gorontalo di pabrik.
banner 468x60

HABARI.ID I Tidak ada satupun karyawan CV. Camar Laut Gorontalo merasakan dampak pandemi Covid-19. Jangankan gaji atau upah mereka dipotong, di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pun tidak dilakukan pimpinan perusahaan tersebut.

Lebih dari 50 karyawan bernasib baik di perusahaan yang bergerak dibidang perikanan ekspor ini, berkat tangan dingin dan kecerdasan sang pengusaha ikan asal Kabupaten Gorontalo.

Dia adalah Idris Nteseo, pemilik perusahaan CV. Camar Laut Gorontalo yang sudah berdiri sekitar 9 tahun terhitung sejak tahun 2012 silam.

Di tengah lesuhnya keuangan perusahaan akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada menurunnya aktivitas ekspor, tidak membuat Idris putus asa dan tetap mempekerjakan karyawannya.

“Tetap semua bekerja, tidak ada yang saya pecat atau di PHK, baik karyawan di pabrik fresh atau Frozen Cv. Camar Laut Gorontalo, semua tetap jalan,” ujarnya.

Meski begitu pandemi tetap masih melanda perusahaan miliknya. Ekspor ikan yang biasanya sekitar 20 sampai dengan 30 ton dalam perbulan ke Negara bagian barat eropa yakni Jerman, kini menurun mencapai 4 sampai 5 ton.

Ditambah lagi, Pemerintah Negara Jerman sudah memberlakukan lockdown, sehingga membuat permintaan dan pengiriman ikan pun sangat terbatas dan sedikit.

Kondisi ini tidak membuat dirinya kendor, pengusaha berperawakan kulit sawo matang ini memutar otak, yakni memperluas wilayah ekspornya di negara bagian asia, tanpa harus mempengaruhi aktivitas ekspor di negara bagian eropa barat.

Dan negara bagian asia itu masing-masing Bangkok, Malaysia, Jepang dan Singapura. Sayang upayanya itu hanya bisa bertahan beberapa bulan saja, dengan satu alasan yakni pandemi Covid-19.

Dimana dua diantara empat negara bagian Asia itu lebih dulu vakum, dan kini tersisah tinggal dua negara saja yaitu Jepang dan Singapura sebagai negara yang rutin di ekspor Ikan Tuna oleh CV. Camar Laut Gorontalo.

“Biasanya untuk pengiriman ikan tuna itu ke Negara Thailand, Malaysia, Japang dan Singapura. Untuk Negara tujuan yang saat ini rutin dilayani sekarang hanya Jepang dan Singapura. Sisanya sudah vakum semua,” kata Idris.

Bukan hanya ekpor Ikan Tuna saja yang merasakan dampak pandemi Covid-19, tetapi ekspor Ikan Nike di negara Prancis pun terhenti. Padahal Idris hanya memiliki mitra kerja dalam ekspor Ikan Nike.

“Sampai sekarang belum ada permintaan untuk ekspor Ikan Nike dari Prancis. Sudah sekitar enam sampai dengan tujuh bulan, Ikan Nike saya tersipan di pabrik. Kami berharap semoga bencana non alam ini segera belalu,” ungkapnya.(dik/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan