HABARI.ID I Pemprov Gorontalo menerima bantuan dari organisasi WAO (Wadah Asosiasi Online) Sulawesi Utara, untuk disalurkan kepada korban banjir di Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Begitu kata DR. H. Sumarwoto, M.Sc, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Gorontalo Minggu (21/06/2020).
Sumarwoto jelaskan, bantuan untuk korban bencana banjir ini bukan hanya dari Pemerintah Daerah, tetapi dari masyarakat luar Gorontalo seperti organisasi WAO Sulawesi Utara, yang diterima langsung Kamis (18/06/2020) di Posko Penanggulangan Bencana Banjir Provinsi Gorontalo.
“Sebagai perwakilan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo, kami mengucapkan terima kasih kepada WAO Sulawesi Utara yang sudah menyalurkan bantuan untuk korban bencana, melalui Posko Penanggulangan Bencana Banjir Provinsi Gorontalo …”
“Bantuan ini sangat membantu Pemerintah Daerah untuk mengurangi beban korban bencana, apalagi di tengah pandemi Covid-19. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada WAO Sulawesi Utara,” ucap Sumarwoto.
Sementara itu Edwin Langkai pengurus WAO Sulawesi Utara jelaskan, penyaluran bantuan untuk masyarakat koran banjir di Gorontalo ini, adalah wujud kepedulian WAO Sulawesi Utara kepada masyarakat Gorontalo.
“Kami turut prihatin atas bencana yang dialami masyarakat Gorontalo, dan ini sebagai wujud kepedulian kami WAO untuk masyarakat Gorontalo,” ungkap Edwin.
Senada dikatakan Rusni Harun juga anggota WAO Sulawesi Utara, duka yang dialami oleh masyarakat Gorontalo dari bencana benjir ini, juga menjadi duka masyarakat Sulawesi Utara. Apalagi Sulwesi Utara dan Gorontalo sudah seperti saudara kandung.
“Torang Samua Basudara, ini bukan hanya sebatas slogan, tetapi memang membuktikan bahwa kita bersaudara. Mereka yang tertimpah musibah, juga saudara kita yang patut untuk kita bantun,” jelasnya.
Dibalik penyaluran bantuan oleh WAO kepada korban bencana di Gorontalo, ternyata tersimpan kisah yang sulit dilupakan oleh WAO sendiri, saat hendak ke Gorontalo dan berada di kawasan terdampak banjir di Kota Gorontalo.
Stenly Manuel juga anggota WAO menceritakan bahwa, mereka sempat kesulitan mengurus surat keterangan bebas Covid-19 dalam hal ini Rapid Test, sementara waktu untuk menyalurkan bantuan sudah dekat.
“Awalnya kami bingung melakukan pengurusan surat keterangan bebas Covid-19, harus diurus di kantor apa dan dimana, apakah gratis atau berbayar. Bahkan kami mengira pengurusanya gratis, sehingga kami pun bergerak cepat melakukan pengurusan, tapi ternyata berbayar …”
“Demi membantu sesama, kami terus berjuang agar kami bisa mendapatkan surat keterangan dari Gugus Tuguas Covid-19 Sulawesi Utara. Di tengah perjalanan dan tiba di perbatasan antara Sulawesi Utara dan Gorontalo, kami memperlihatkan surat keterangan ini …”
“Karena sesuai informasi yang kami dapatkan, untuk masuk wilayah Gorontalo harus memiliki surat keteranga bebas Covid-19, minimal rapid test dan tujuannya jelas. Kami pun mengatakan, kami dari WAO untuk membantu masyarakat korban bencana di Gorontalo …”
“Ketika tiba di Gorontalo, kami berniat untuk menyerahkan langsung kepada korban bencana di kawasan terdampak banjir. Niat tersebut pun kami jalani, kami mendatangi salah satu kawasasn yang terdampak banjir di Kota Gorontalo …”
“Pada saat menyusuri kawasan terdampak bencana, kami dikejar oleh orang-orang yang tidak dikenal, demi keamanan kami pun mengurungkan niat tersebut. Dan memilih menyalurkan bantuan tersebut melalu Posko Penanggulangan Bencana Banjir Provinsi Gorontalo,” jelas Stenly.
Diketahui bersama organisasi pemilik jargon ‘Torang Tidak Sedarah Tapi Lebih Dari Sodara’ ini, mengutus tujuh anggota dan pengurus menyalurkan bantuan. Diantaranya Edwin Langkai, Melky Rantung, Stenly Manuel, Aswan Yusuf, Rusni Harun, Yanti Mariani Sorongan dan Olda Pandelaki.(sodik/habari.id).