HABARI.ID I Tak hanya menjembatani aspirasi. Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa), sejatinya juga harus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menemukan jati diri, kedewasaan berpikir, kematangan emosional dan menemukan kecerdasan intelektual.
Ormawa harus terbiasa dengan cara yang lebih elegan terutama dalam menyikapi problem. “Saya berharap agar Ormawa UNG selalu mengedepankan elegant negotiation pada setiap permasalahan yang dihadapi di dalam kampus tercinta,” ungkap Wakil Rektor III UNG, Karmila Machmud, S.Pd., MA., Ph.D.
Menurutnya, aksi unjuk rasa, menjadi pilihan jalan terakhir dalam upaya menjembatani aspirasi mahasiswa dengan lembaga.
“Karena walau bagaimanapun kampus kita adalah rumah kita bersama. Rumah seluruh civitas akademika UNG,” katanya.
Karmila lalu menceritakan tentang sebuah situasi yang setidaknya pernah terjadi di era 90-an. Era di mana mahasiswa mengedepankan cara-cara elegan yang mencerminkan intelektualitas.
“Pada periode kepemimpinan saya di BEM (saat itu bernama SMPTN), kami belajar bahwa dalam setiap diskusi dan negosiasi. Kami harus selalu mengedepankan asas positive thinking ...,”
“Dan berusaha agar ketika datang dengan masalah atau tuntutan, maka harus sudah siap juga dengan solusinya. Argumen yang kami (Ormawa) siapkan harus akurat dan berdasarkan pada fakta sebagai hasil research, sehingga tidak terjadi deadlock antara lembaga dan mahasiswa,” terangnya.
Elegant negotiation, positive thinking, serta mengemukakan fakta dan data sebagai hasil observasi dan research, kata Karmila, menjadi sangat penting dalam menjembatani aspirasi dan keinginan mahasiswa dengan lembaga.(rls/fp/habari.id)