HABARI.ID I Kedetakan Marten Taha dengan umat kristiani di Kota Gorontalo, memang sudah lama jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo Dua Periode.
Kedekatan Marten Taha dengan umat kristiani, sudah sejak masih duduk di bangku kuliah, menjabat pimpinan perusahaan, anggota DPRD Sulawesi Utara serta DPRD Provinsi Gorontalo.
Bahkan saat Marten menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo pada periode pertama, Marten menjadikan safari Natal sebagai agenda rutin Pemerintah Kota Gorontalo.
Khususnya, dalam rangka mempererat silaturahmi Pemerintah Kota Gorontalo, dengan umat kristiani Kota Gorontalo.
Agenda rutin tahunan itu terus terlaksana, sampai Marten kembali menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo Dua Periode.
Dan menariknya setiap Marten menyampaikan sambutan Pemerintah Daerah, Dia menyisipkan sedikit ayat yang ada dalam Alkitab umat kristiani.
Tidak terkecuali dalam kegiatan Natal Oikumene dirangkaikan dengan silaturahmi Pemerintah Kota Gorontalo, bersama umat kristiani.
Yang berlangsung Jumat (25/12/2020), dengan menerapkan protokol Covid-19 di Grand Q Hotel Kota Gorontalo.
Cara dan gaya Marten menyampaikan sambutan Pemerintah Daerah untuk memperkuat silaturahmi itu, membuat umat kristiani menyebutnya Wali Kota rasa Gubernur.
Karena mereka menilai, Marten bukan hanya sebatas memberikan imbauan atau berupa perhatian Pemerintah Daerah kepada masyarakat, di momen natal.
Tetapi turut merangkul umat kristiani, agar mengedepankan toleransi, keberagaman, saling memahami, menghormati dan menghargai satu dengan lainnya.
“Pak Marten ini, kalau beliau sudah berdiri di podium, beliau tidak hanya memberikan sambutan, tapi sudah sekalina dengan hikmah natal …”
“Ini sangat baik dari sosok pemimpin daerah dan umat. Kami sebut Pak Marten, Wali Kota rasa Gubernur,” ucap mereka disela kegiatan.
Sementara itu dalam sambutan Wali Kota Gorontalo Marten Taha mengatakan, perayaan natal harus di sikapi sebagai upaya memotivasi dalam rangka pembaharuan iman.
Selain itu, momentum natal tahun ini sebagai wadah untuk memperbaiki kualitas diri, baik dalam beribadah maupun berinteraksi dengan sesama manusia.
“Serta jadikan Tuhan sebagai tempat bersandar atas semua persoalan. Ingat, betapa pentingnya memahami Tri Kerukunan yang menjadi dasar kita untuk menjaga kebersamaan …”
“Yakni kerukunan antar umat seagama, kerukunan antar umat beragama dan terakhir kerukunan umat beragama dengan Pemerintah,” jelas Marten.
Marten berharap, semua umat beragama harus mengembangkan toleransi dan saling hormat menghormati, agar kehidupan selalu berdampingan secara aman dan damai.
“Yaitu dengan menghidupkan kebersamaan, tolong menolong dan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan …”
“Sehingga kita semua terhindar dari permusuhan, perpecahan dan adu domba,” pungkas Marten.(bnk/habari.id).