Kota Gorontalo Siap Cetak 96 Pekerja Produktif

oleh
kota
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, saat menyematkan tanda peserta kepada perwakilan pelatihan dan pendidikan juga vokasi di LLK Disnakerkop dan UKM Kota Gorontalo.
banner 468x60

HABARI.ID I Pemerintah Kota Gorontalo segera mencetak 96 pekerja produktif, di tahun ini. Hal ini terlihat dari aktivitas Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, membuka program pendidikan dan vokasi di Loka Latihan Kerja Dinas Ketenagakerjaan, Koperasi dan UKM Kota Gorontalo, Jumat (12/03/2021).

Wali Kota Gorontalo Dua Periode itu jelaskan, ada enam kejuruan yang akan diikuti oleh 96 peserta selama pendidikan di LLK.

Masing-masing service sepeda motor injeksi, pemasangan listrik bangunan sederhana, computer operator asisten, pengalaman SMAW 3G, pembuatan roti dan kue terkahir penjahitan pakaian dengan mesin.

“Persoalan ketenagakerjaan adalah soal nasional yang menjadi urusan pemerintah harus dapat diatasi, karena berhubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat ..,”

“Kalau tidak bekerja, maka tidak ada pendapatan, jika pendapatn tidak ada, maka tidak bisa memenuhi kebutuhan hari-hari ..,”

“Jika ini terjadi, maka mereka tergolong orang miskin dan menjadi beban negara. Ini adalah sebuah siklus, maka kuncinya, orang yang tidak bekerja harus diberikan pekerjaaan,” jelasnya.

Tugas dari Pemerintah Kota Gorontalo, bagaimana menurunkan angka pengangguran yang diketahui sekarang ini pada posisi sekitar 5 persen.

Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) jelaskan, angka pengangguran di tingkat kota lebih tinggi daripada di daerah kabupaten.

“Sebab, yang tidak bekerja dikategorikan pengangguran, padahal mereka sudah menyelesaikan pendidikan formal baik SMA, SMK dan perguruan tinggi ..,”

“Misal, seorang mahasiswa yang sudah menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, namun setelah itu ia tidak bekerja dan tidak ada penghasilan, maka disebut pengangguran ..,”

“Sehingga, sokusinya adalah harus diberikan pekerjaan kepada mereka oleh pemerintah daerah. Pemberian pekerjaan kepada mereka, tentu harus melalui LLK ini agar mereka memiliki kompetensi ..,”

“Karena sekarang ini perusahaan tidak lagi menerima pekerja yang masih dilatih, tetapi mereka yang sudah siap bekerja,” terangnya.

Ada beberapa faktor terjadinya pengangguran kata Marten, seperti angka angkatan kerja lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja.

“Selain itu, rendahnya produktifitas pekerja, padahal mereka sudah memiliki pekerjaan. Maka, kami berharap melalui LLK ini agar seluruh peserta dapat mengikuti pendidikan dengan baik ..,”

“Supaya bisa mendapatkan kompetensi yang sesuai dengan bidang digeluti, yang pada akhirnya bisa memberikan dampak baik terhadap diri,” pungkas Marten.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan