HABARI.ID, GORONTALO UTARA I Angka Kematian Ibu (AKI) di Gorontalo Utara relatif rendah meski demikian Pemerintah Gorontalo Utara tetap berkomitmen menekan angka kasus tersebut. Dari data terakhir Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, sebanyak 13 kasus kematian Ibu telah terjadi sejak kurun waktu 1 tahun terakhir. Dan terbanyak terjadi di Kecamatan Sumalata.
Kepada Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, Rizal Yusuf Kune mengatakan, angka kematian Ibu di Gorontalo utara berada pada posisi 556/100.000 kelahiran hidup. Meski demikian pihaknya tetap berupaya menekan kasus kematian tersebut.
“Itu perbandingannya, tapi tetap angkanya 13 kasus, terbanyak di Sumalata, 5 kasus” ungkap Rizal, Kamis (02/12/2021).
Menurutnya kasus kematian tersebut memiliki banyak faktor penyebab. Mulai dari kesadaran warga, kualitas SDM di bidang kesehatan, hingga fasilitas rumah sakit menjadi faktor utama penyebab terjadinya kasus kematian Ibu.
“Banyak penyebab yang melatar belakangi, seperti kesadaran dari individu itu sendiri, kedua karena kemampuan SDM kesehatan yang tidak lagi ada peningkatan, dan juga kelengkapan fasilitas di rumah sakit..,”
“Penyebabnya bisa karena apa saja,” ungkapnya.
Kendala Dan Langkah Pemkab Gorut Tekan AKI
Rizal mengungkapkan, sejak tahun 2019 Dinas Kesehatan telah melaksanakan pelatihan peningkatan kemampuan dari petugas kesehatan di bidang kehamilan. Namun sejak pandemi pelatihan tersebut terhenti.
“Jadi untuk bisa menghasilkan ataupun menurunkan angka kematian adalah dengan melatih petugas..,”
“Mulai dari penguatan pengetahuan yang baru. Tapi dari 201 bidan kita baru melatih 30 orang itu pun hanya tahun 2019. 2 tahun terakhir sudah tidak ada. Ini jadi kendalanya juga,” jelasnya.
Dirinya mengakui, cara optimal pengawasan dan pendampingan Ibu hamil terbaik yakni dengan adanya analisa dari dokter. Namun hal tersebut menjadi tantangan tersendiri mengingat minimnya jumlah dokter di Gorontalo Utara.
“Setiap pemeriksaan pertama itu harus ada periksaan dokter, mulai dari ANC pertama dan kedua..,”
“Itu yang dinamakan ANC berkualitas, tapi kita memang kekurangan SDM dokter tersebut,” jelasnya.
Demi menutupi kekurangan dokter tersebut, Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara akan meningkatkan kapasistas tenaga kesehatan di bidang persalinan dan kebidanan tersebut.
Selain itu, kelas-kelas edukasi bagi masyarakat terkait kehamilan akan kembali digalakan. Hal ini menurut Rizal sangat penting, sebab dengan pengetahuan yang cukup, Ibu hamil/menyusui akan lebih berhati-hati.
“Kemudian perlu peran dan komitmen semua pihak, lintas sektor terutama Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak. Nah di sini juga perlu adanya intevensi, karena rata-rata yang meninggal itu dari umur 20-30 tahun,” jelasnya. (Wi/Habari.id)