HABARI.ID I Selama 4 tahun menjalankan pemerintahan, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo dianggap telah menjalankan tugasnya sesuai aturan.
Selang 4 tahun itu, menurut Bate Lo Limutu, Abdul Wahab Lihu, Nelson telah menjadikan ilmu, adat dan agama sebagai pilar dalam menjalankan tanggung jawab sebagai pemimpin.
AW Lihu menjelaskan, khususnya adat, tetap harus menjadi bagian yang penting dalam pemerintahan. Soal penerapan nilai-nilai adat dalam pemerintahan, kata AW Lihu, tetap saja masih ada pihak-pihak yang keliru mengartikan posisi perangkat-perangkat adat.
Hal ini menurutnya perlu diluruskan agar tidak menyesatkan dan memberi pengaruh negatif pada perjalanan kepemimpinan di Kabupaten Gorontalo.
“Jadi kalau di provinsi itu, ada yang namanya Dewan Adat, kalau di Kabupaten namanya Lembaga Adat…”
“Untuk kecamatan itu tak ada lembaga adat, yang ada hanya badan pekerja. Ketiga unsur ini, sering kita disebut 3 serangkai adat,” ungkap AW Lihu.
AW Lihu memandang tradisi dan adat akan berdiri kokoh jika dijaga dan ditopang oleh semua elemen yang ada termasuk pemerintah.
Program pemerintah yang selaras dan bersinergi dengan kultur dan adat, akan memberi kesempatan kepada generasi selanjutnya untuk mewarisi adat-adat dan nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
“Tugas lembaga adat ialah menjaga tradisi yang ada terutama adat. Terkait ketetapan tupoksi pemerintahan, sudah diatur dalam sistem pemerintahan yang berlaku,” ungkap AW Lihu.
Dirinya memandang, pemerintah Kabupaten Gorontalo terus bersinergi dengan lembaga adat yang ada di Kabupaten Gorontalo.
Seperti berbagai masukan terkait pembangunan dan berbagai aturan adat lainya pada kegiatan-kegiatan penting di pemerintahan.
Hingga kini, kesan adat masih melekat di kabupaten yang terkenal dengan Taman Budaya. Mulai dari berbagai ornamen adat yang masih kokoh, seperti gapura kuning, rumah adat, dan ornamen adat lainnya yang tersebar diberbagai sudut kota.
“Nelson sudah bekerja sesuai aturan yang ada, dan juga mengikuti tradisi sebagaimana yang dilaksanakan Bupati-bupati sebelumnya …,”
“Adat masih mewarnai di wilayah Kabupaten Gorontalo ini,” ungkap AW Lihu.
Menurutnya, tanpa adanya adat, akan berdampak sangat buruk. Sebab, adat menjadi bagian dari jati diri daerah, karakter dan citra masyarakat Gorontalo.
“Pemerintah sejauh ini sangat membantu, seperti memberikan pelatihan pemangku adat. Hal itu sudah dilakukan oleh bupati-bupati sebelumnya juga,” jelas AW Lihu.(dwi/habari.id)