Kartini Masa Kini di Parlemen Puncak Botu

oleh
kartini
Meyke M. Camaru, Aleg DPRD Provinsi Gorontalo, saat mendengarkan keluhan dan aspirasi seorang ibu yang juga warga Kota Gorontalo.
banner 468x60

HABARI.ID I Sejak masih kecil Ia sudah mengenal dunia politik dari sosok sang Ayah, yang pernah menjabat sebagai Ketua Bapilu (Badan Pemenangan Pemilu) Partai Golkar beberapa tahun silam. Bahkan bisa disebut, Ia adalah Kartini masa kini yang lahir dari rahim Partai Golkar, sukses memperjuangkan aspirasi rakyat di Parlemen Puncak DPRD Provinsi Gorontalo.

Dia adalah Meyke M. Camaru, SH. MH, Anggota Komisi III DPRD Provinsi Gorontalo putri pertama Muhammad Camaru dari tiga bersaudara. Alasan Ia disebut sebagai Kartini Rakyat masa kini, karena memiliki salah satu sikap sosok Kartini yakni perhatian atas masalah sosial di masyarakat.

Perhatiannya terhadap persoalan sosial masyarakat, memang sudah tertanam dalam dirinya jauh sebelum Ia duduk sebagai wakil rakyat.

Jika waktu remaja Ia begitu perhatian terhadap kondisi sosial masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, kini sudah mencakup seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo terlebih daerah pemilihannya Kota Gorontalo, atas jabatan yang diamanahkan rakyat kepadanya.

Berdiri didepan gubuk ukuran 5 X 5, cara Meyke Camaru Aleg DPRD Provinsi Gorontalo, menyerap aspirasi masyarakat di Kelurahan Leato Selatan.

Baru sekitar 1 tahun 7 bulan 11 hari terhitung sejak pertama kali dilantik pada 9 September 2019 sebagai wakil rakyat DPRD Provinsi Gorontalo, sudah banyak hak-hak masyarakat yang Ia perjuangkan dan direalisasikan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo.

Bahkan, mereka yang tidak memilih dirinya pada Pemilihan Legislatif 2019 lalu, turut merasakan hasil perjuangan yang Ia lakukan.

Satu bukti nyata itu, saat Ia langsung menyidak sejumlah warga di Kelurahan Leato Selatan, yang belum mendapatkan santunan program rumah layak huni dari Pemerintah Provinsi Gorontalo.

Rabu (23/02/2021) lalu dibawah terik matahari, Srikandi Partai Golkar ini rela masuk dari gang satu ke gang lain di Kelurahan Leato Selatan, hanya untuk mencari tahu warga yang tidak sempat terdata dalam program Mahyani.

Akhirnya penyisiran di wilayah pedalaman Leato Selatan menuai hasil maksimal, Ia sendiri menemukan seorang warga tinggal di gubuk ukuran 5X5 yang tidak terdata dalam program Mahyani.

Dengan cepat Ia memanggil perwakilan instansi terkait dari Pemerintah Provinsi Gorontalo, untuk mendata warga kurang mampu tersebut agar dimasukan dalam program Mahyani.

Apa yang diperjuangkan Meyke M. Camaru untuk masyarakat, turut diakui Pejabat Fungsional Dinas Perkim Provinsi Gorontalo, Muh Irfan Tantu, saat dihubungi terpisah melalui selular Rabu (21/04/2021).

“Untuk Leato Selatan ada enam unit, dan dari hasil tinjauan langsung kami bersama Ibu Meyke saat itu, menemukan warga yang belum terdata dalam program Mahyani ..,”

“Disaat itu pula, Ibu Meyke meminta untuk memasukan warga tersebut dalam program Mahyani, sembari kami meminta persyaratan untuk usulan program. Dan sekarang, semua hak masyarakat yang diperjuangkan Ibu Meyke, telah direalisasikan,” ungkapnya.

Tidak hanya sampai disitu saja, perannya sebagai wakil rakyat lebih banyak di lapangan daripada di belakang meja. Mendeteksi sedini mungkin apa yang dibutuhkan masyarakat, untuk kemudian diperjuangkannya di meja sidang paripurna di hadapan eksekutif.

Seperti dampak banjir bandang yang melanda masyarakat Ibu Kota Provinsi Gorontalo, juga daerah pemilihannya. Banjir yang berlangsung sekitar sembilan kali berturut-turut itu, merusak infrastruktur dan bangunan tempat tinggal warga.

Genangan lumpur dan air bekas banjir bandang, tak jadi soal bagi Meyke Camaru Aleg DPRD Provinsi Gorontalo, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak banjir saat itu.

Dengan sigap Ia pun turun langsung mendata berbagai infrastruktur yang rusak akibat banjir, sambil menyalurkan santunan kepada masyarakat terdampak banjir saat itu.

Genangan air dan lumpur tidak menjadi soal baginya, karena tujuannya hanya satu berbakti untuk masyarakat dan daerah atas amanah yang Ia emban dari hasil suara rakyat.

Peduli dan Jatotetea (Tidak Pakai Lari) bukan hanya jargon belaka, tapi ini adalah karakternya yang begitu peduli terhadap sosial masyarakat.

“Saat itu memang sangat sulit, bangunan rumah kami digenangi lumpur dan fasilitas rumah tangga rusak semua. Kami sempat kaget melihat dari kejauhan, Ibu Meyke jalan kaki di genangan lumpur mendatangi rumah kami dan menyalurkan bantuan ..,”

“Kata Ibu Meyke saat itu, Ia bersama timnya baru saja dari wilayah sebelah menyalurkan bantuan kepada masyarakat korban banjir. Dan mendata infrastruktur yang rusak. Kami sangat berterima kasih kepada Ibu, yang sudah peduli,” ucapnya Dewi terharu.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan