Hamim Penentu Naik Tidaknya Suara Partai Nasdem, Janji RG Dua Kursi DPR RI Bakal Sirna

oleh -35 Dilihat
oleh
hamim
Hamim Pou.

HABARI.ID, POLITIK I Bukan Nelson Pomalingo, Marten Taha atau Thariq Modanggu, apalagi Sherman Moridu dan Saipul Mbuinga. Tetapi Hamim Pou satu-satunya Kepala Daerah dari Partai Nasdem, yang bisa dikatakan menjadi salah satu penentu naik tidaknya suara Partai Nasdem dan Rahmat Gobel pada Pileg tahun 2024, di Kabupaten Bone Bolango dan Provinsi Gorontalo karena Hamim Pou Bupati juga Ketua DPW Partai Nasdem.

Hamim Pou adalah kader terbaik Partai Nasdem, selain mengantarkan Partai Nasdem meraih kesuksesan, bersama Partai Nasdem Hamim berhasil memajukan Kabupaten Bone Bolango. Tidak hanya itu saja, nama Hamim Pou sering muncul pada survey Calon Gubernur yang dilakukan berbagai lembaga, bahkan menduduki urutan yang ideal dan diperhitungkan.

banner 468x60

Sayang, langkah Hamim Pou hijrah ke Sulawesi Utara, seperti mengubur dalam-dalam mimpinya untuk Gorontalo termasuk target Partai Nasdem untuk meraih dua kursi di DPR RI pada Pileg tahun 2024. Karena pada Pileg 2024 Partai Nasdem khususnya Rahmat Gobel akan berhadapan dengan figur-figur besar, seperti Rusli Habibie dari Partai Golkar, Fory Nawai PPP, Elnino Mohi Partai Gerindra dan Syafrudin Mosii dari PDIP.

Rusli Habibie masih memiliki tujuh pimpinan baik legislatif dan eksekutif disemua wilayah, seperti Marten Taha, Hendra Hemeto, Thariq Modanggu, Zainudin Pedro Bau, Lahmudin Hambali, Suharsi Igirisa dan Nasir Giasi. Demikian pula Nelson Pomalingo Ketua DPW PPP, pastinya akan memperjuangkan calon Anggota DPR RI PPP baik istrinya sendiri Fory Nawai, Idris Rahim dan Syawaludin yang basisnya tersebar di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo serta Bone Bolango. Sama halnya dengan Elnino Mohi, yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Gorontalo, pasti siap diperjuangkan Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga, juga kader Partai Gerindra. DPD PDIP Provinsi Gorontalo pun tidak ingin menjadi penonton, mereka pasti sudah siap bertarung pada Pileg DPR RI dengan menyiapkan lima figur termasuk Syafrudin Mosii.

Bahkan PDIP sendiri bisa dikatakan memiliki wilayah kekuasaan sendiri, yakni Kabupaten Boalemo yang sekarang di pimpin Sherman Moridu. Serta memiliki basis massa militan di beberapa wilayah lain baik Kabupaten Bone Bolango, Kabuparten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Pohuwato. 

Nah, dari data rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara pada Pileg tahun 2019 silam, suara Rahmat Gobel lebih siginifikan diatas 10.000 di seluruh wilayah daripada suara Partai Nasdem yang rata-rata hanya diatas 1000. Suara Rahmat Gobel pada Pileg 2019 di Kabupaten Gorontalo mencapai 45.960 ribu, Bone Bolango 33.287 ribu, Boalemo 14.825 ribu, Pohuwato 10.111, Gorontalo Utara 13.270 ribu dan Kota Gorontalo 28.614 ribu suara. 

Total perolehan suara Rahmat Gobel yang mencapai 146.067 ribu pada Pileg tahun 2019 silam, sangat jauh berbeda dengan angka suara Partai Nasdem yang hanya mencapai 10.941 ribu. Bisa saja, hasil Pileg tahun 2019 yang mengantarkan Rahmat Gobel di kursi Wakil Ketua DPR RI, bukan hanya perjuangan kader dan Partai Nasdem. Akan tetapi lebih pada ketokohan Rahmat Gobel dan ada campur tangan aparat birokrat dari seluruh wilayah. 

Pertanyaannya, terlepas dari peran serta kader dan ketokohan Rahmat Gobel, apakah aparat birokrat masih akan mendukung Rahmat Gobel dan Nasdem pada Pileg tahun 2024?. Sementara disatu sisi sejumlah Partai Politik yang memiliki calon pada Pileg DPR RI, sudah menguasai hampir seluruh daerah di Provinsi Gorontalo baik eksekutif dan legislatif. Tidak terkecuali Kabupaten Bone Bolango yang jelas-jelas kehilangan sosok Hamim Pou. Tentu perolehan 33.287 ribu suara, akan terasa sulit dipertahankan apalagi ditingkatkan. 

Melihat peta politik yang sudah dikuasai Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP dan PDIP, tentu ruang gerak untuk Partai Nasdem sangat kecil untuk meningkatkan jumlah perolehan suara memenangkan Pileg DPR RI.

Hamim Pou yang memiliki keinginan besar untuk bertarung di Gorontalo, semua itu harus ikhlas Ia tinggalkan. Ia jelaskan Selasa (25/07/2023), Ia sudah mengajukan surat pengurunduran dari jabatan Bupati Bone Bolango, yang dilayangkan ke Kemendagri RI.  Ia juga berencana mengumpul seluruh masyarakat Kabupaten Bone Bolango, untuk meminta doa restu serta pamit dengan baik-baik dihadapan masyarakatnya.

“Ada satu pernyataan orang bijak, sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan yang dituntaskan. Tapi saya menyadari sudah 13 tahun saya memimpin daerah. Dalam waktu dekat saya akan membuat pertemuan dengan seluruh masyarakat, pamitan dan bertanya sebagai bagian dari adab politik kita sebagai masyarakat Gorontalo. Sekaligus saya memohon doa restu dari masyarakat Kabupaten Bone Bolango, bahkan masyarakat Provinsi Gorontalo,” ungkap Hamim.

Ia katakan lagi bahwa dirinya di luar skenario, dirinya berharap Ia akan menyelesaikan tugasnya sebagai Bupati Bone Bolango sampai Bulan November tahun 2024. Tetapi ada dua hal Ia terima, pertama dirinya harus fokus pada pemilihan Gubernur, sehingga dirinya diminta untuk tidak mengikuti Pileg DPR RI. Kendati dirinya sempat menawarkan diri untuk mengikuti pencalonan Pileg DPR RI, dan memilih nomor urut dua setelah Rahmat Gobel di nomor urut satu.

“Kenapa saya menawarkan diri untuk ikut Pileg DPR RI, karena Ketua Umum Partai Nasdem menargetkan kita harus mencapai 100 kursi di DPR RI. Dan janji Pak Rahmat Gobel, kita di Gorontalo harus meraih dua kursi di DPR RI. Tetapi, karena saya hormat kepada beliau (Rahmat Gobel), maka saya meniakan untuk fokus pada Pilgub,” terang Hamim.

Hamim akui, bahwa untuk meraih dua kursi di DPR RI dari dapil Provinsi Gorontalo memang tidak mudah, karena kuotanya hanya tiga kursi. Karena menurutnya, figur-figur yang mengikuti Pileg DPR RI adalah figur-figur yang potensial dan memiliki basis massa di seluruh wilayah.

“Untuk meraih dua kursi itu memang tidak mudah, karena kuotanya hanya tiga kursi di Gorontalo. Apalagi di Gorontalo ini figur-figurnya petarung semua dan ada basis massa,” kata Hamim.

Lanjut Hamim, tiba-tiba sehari sebelum pendaftaran di KPU Provinsi Gorontalo dirinya dihubungi DPP Partai Nasdem, bahwa dirinya akan dicalonkan dari dapil Sulawesi Utara. Selang beberapa pekan kemudian dirinya diundang langsung DPP Partai Nasdem, untuk membahas pencalonan dirinya melalui dapil Sulawesi Utara.

“Saya dipanggil Pak Ketua Umum DPP Partai Nasdem, untuk memperkuat wilayah Sulawesi Utara. Alasannya ada banyak masyarakat Gorontalo di Sulut, yang perlu didengar aspirasinya. Kabar tentang saya sempat menolak untuk dicalonkan melalu dapil Sulut, itu tidak benar. Nah, sikap yang saya lakukan di Sulut, dengan cara gotong royong. Hal yang memperkuat saya, karena dari dapil Sulawesi Utara ada dua kursi yang duduk di DPR RI. Cita-cita Pak Rahmat Gobel untuk Provinsi Gorontalo ini, sangat bagus dan baik. Namun memang harus dikelilingi oleh orang baik. Sehingga bisa mempercepat dan memperbesar apa yang dicita-citakan Pak Rahmat Gobel,” ucap Hamim.

Dan saat ditanya tentang skenario dirinya, apakah memang di “lempar” atau tidak ke Sulawesi Utara, Ia katakan bahwa dirinya adalah Bupati 13 tahun juga Ketua DPW Partai Nasdem, kalaupun dirinya bisa menolak dirinya punya hak untuk itu.

“Saya bupati 13 tahun, juga Ketua DPW Partai Nasdem dan sukses membawa Partai Nasdem dari satu kursi menjadi 24 kursi. Kalaupun saya bisa menolak, saya punya hak untuk itu. Saya Bupati, saya Ketua DPW. Tetapi saya menunjukkan penghormatan saya kepada Pak Rahmat Gobel, saya ingin menunjukkan ketaatan saya kepada Ketua Umum DPP Partai Nasdem. Semua saya patuhi. Jadi tidak ada istilah mengusir, saya Ketua DPW Partai Nasdem disini, saya punya hak untuk itu,” pungkas Hamim.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di