HABARI.ID | Provinsi Gorontalo mengekspor komoditas pertanian senilai Rp. 4,8 miliar dengan volume sebanyak 273,5 ton. Adapun komoditas pertanian tersebut berupa, briket arang, bungkil kelapa, kelapa parut, santan kelapa, hingga air kelapa (dessicated coconut) untuk diekspor ke Negara Rusia, Jumat (31/12/2021).
Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie mengungkapkan bahwa komoditas pertanian atau rempah rempah memang sudah tumbuh dan melekat di Indonesia. Menurutnya, hasil bumi tersebut bisa meningkatkan kesejahteraan para petani di Gorontalo.
Rusli mengatakan, sektor pertanian di Gorontalo merupakan banteng kuat, apalagi di era pandemi Covid-19. Dan sektor pertanian tidak seperti sektor lain yang begitu sangat terdampak oleh wabah virus corona.
“Dulu, Negara kita Indonesia terjajah selama 350 tahun lamanya, dan hasil bumi atau rempah-rempah inilah yang diincar oleh para penjajah. Oleh karena itu mari kita kembalikan kejayaan rakyat Indonesia kepada sektor pertanian,” jelas Rusli pada acara Gebyar Ekspor di Pelabuhan Laut Gorontalo.
Kementerian Pertanian RI mencatat, ekspor pertanian periode Januari – Oktober 2021, mencapai Rp. 518.85 triliun, meningkat 47,36 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2020, yakni sebesar Rp. 352.09 triliun.
Data Sistem IQ-Fast Karantina Pertanian Gorontalo menunjukkan penurunan 64,18 persen dari volume barang yang diekspor sepanjang 2021. Namun terjadi peningkatan nilai ekspor sebanyak 37,76 persen, yakkni Rp. 429 miliar dari Rp. 311 miliar di tahun 2020. Nilai tersebut didominasi oleh sektor perkebunan dan turunannya, seperti briket arang, bungkil kelapa, kelapa parut, santan kelapa, dan air kelapa.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo, Muhammad Sahrir menjelaskan, penurunan volume tersebut diakibatkan oleh berkurangnya ragam jenis komoditas ekspor yang diminta oleh mitra dagang. Seperti cengkeh, kopi, daun pakis, jagung biji, minyak sawit mentah, dan tetes tebu.
Serta berkurangnya ekspor jagung, hal ini lantaran harga jagung dalam negeri lebih tinggi. Namun demikian, volume dan nilai ekspor produk turunan kelapa meningkat dibanding tahun 2020.
“Ini berita baiknya, sepanjang 2020 sampai 2021 secara umum sektor pertanian kita tidak terpengaruh oleh wabah Covid-19, justru mampu memberikan kontribusi nasional ..,”
“Ekspor itu menunjukkan bahwa sebenarnya, komoditi pertanian tidak mengenal tantangan apapun, sebab seluruh dunia tetap membutuhkan makan, seluruh dunia tetap membutuhkan pala, rempah, cengkeh, dan lainnya. Kenapa demikian, karena ini adalah bagian dari kebutuhan makanan dari seluruh dunia,” tegas Sahrir.
Sebelumnya, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo melakukan pelepasan sejumlah total 1,3 Juta Ton atau senilai Rp. 14,4 triliun hasil pertanian nasional untuk diekspor ke-124 negara.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara Hybrid, serta terkoneksi secara langsung di 33 Pintu Ekspor, dengan pengawalan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian di masing-masing daerah, berpusat di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan. (Dik/Habari.id)