HABARI.ID | Dewan Hakim Pemilihan Putra Putri Islam Berprestasi (PPIB) tingkat Kota Gorontalo Beby Sintia Dewi Banteng menilai pentas kegiatan keagamaan itu sebagai salah satu strategi meningkatkan dan membangkitkan semangat mengaji, terutama bagi generasi muda, Minggu (12/03/2023).
Beby Sintia merupakan salah satu Dewan Hakim langganan di ajang PPIB, bahkan pada saat kegiatan keagamaan itu dicetuskan tahun 2008 silam dengan skala nasional sampai 2012. Namun menurutnya, konsep awal PPIB tidak selengkap saat ini yang menampilkan lima kategori sekaligus.
Menurutnya, jika konsep awal itu hanya sekedar lomba mengaji, ceramah dan menampilkan busana muslim dan muslimah saja. Lantaran sepi penonton, panitia pun harus memutar otak bagaimana perlombaan di bidang agama itu bisa ramai dan populer di kalangan masyarakat Kota Gorontalo.
“Sekarang banyak orang yang mengikuti lomba ini, namun persyaratan wajib mengikuti PPIB ini harus tahu mengaji, selain itu harus memiliki jiwa seni sebagaimana konsep PPIB ini menampilkan lima kategori sekaligus dalam sekali manggung. Misalnya membawakan lagu religi bahasa arab dan Indonesia,” jelasnya.
Kategori lain adalah fashion show dengan setelan busana muslim dan muslimah. Menurut Beby Sintia Dewi Banteng, peragaan busana itu bukan sekedar memamerkan pakaian syari, melainkan mencerminkan putra putri Islam itu tampil sesuai syariat agama.
Beby Sintia menjelaskan kegiatan PPIB pertama tahun 2008 kala itu memang sangat tepat, apalagi bersamaan dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) baca tulis Alquran. Olehnya strategi mengadakan lomba itu pun tak lain agar masyarakat mau belajar mengaji, menulis dan membaca Alquran.
“Faktanya, tahun kedua kegiatan PPIB akhirnya tempat pengajian itu akhirnya ramai untuk mengajak anak-anaknya mengaji,” ungkap Beby Sintia.
Tahun 2008 sampai 2012 PPIB digelar skala Nasional, setelah itu terhenti beberapa tahun akibat kurangnya anggaran sehingga baru dimulai lagi tahun 2023 berkat Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Adhan Dambea, dengan harapan untuk membentuk karakter remaja di Kota Gorontalo melalui kegiatan keagamaan.
“Saya selaku Ahli Tata Kota melihat PPIB punya dampak besar terhadap peningkatan sumber daya manusia, karena kalau kita membangun kota maka juga harus membangun masyarakatnya, dan itu harus dibentuk dengan SDM terutama putra putri Islam. Apalagi Gorontalo punya istilah adat bersendikan sara, dan sara bersendikan kitabullah,” ucapnya.
Dia menjelaskan bahwa tak sedikit dampak PPIB itu terhadap kepedulian masyarakat, terutama pada kegiatan keagamaan. Pasalnya, melalui ajang PPIB bukan hanya menampilkan baca Alquran, ceramah maupun fashion show saja, tapi juga hiburan yang menjadi daya tarik masyarakat.
“Kami bahkan membuat survey kecil-kecilan tentang kebanyakan orang yang tampil di panggung PPIB, ternyata rata-rata warga yang tinggal di pinggiran Kota Gorontalo karena memiliki euforia untuk menampilkan anak-anaknya pada kegiatan keagamaan ini,” terangnya. (dik/habari.id)