HABARI.ID, TULUNGAGUNG I Bau tak sedap limbah pabrik yang mengalir di selokan, dikeluhkan warga disikapi Pemerintah Desa (Pemdes) Beji kecamatan Boyolangu, Tulungagung melalui musyawarah.
Selain warga lingkungan 8 yang mengeluh soal bau yang menganggu itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Babinsa, Babinkantibmas dan pihak pabrik juga dilibatkan pada musyawarah yang digelar di Balai Desa Beji, Senin (07/09/2020).
Nanang, salah satu perwakilan warga mengungkapkan, awalnya bau tak sedap yang sudah menganggu masyarakat itu, dianggap berasal dari 4 warga yang membuang limbah di selokan.
“Bau tak sedap yang sudah menyengat seperti itu, tidak mungkin kalau hanya disebabkan buangan limbah 4 warga sekitar. Sementara air yang digelontorkan melalui selokan itu ada endapan,” kata Nanang.
Tapi setelah dilakukan pengecekan, pihak pabrik akhirnya mengakui jika limbah itu berasal dari pabrik pembuatan mie.
“Pihak pabrik juga sudah mengakui, mungkin itu endapan yang belum digelontor air, sehingga tidak mengalir dan menimbulkan bau,” ungkap Nanang usai musyawarah yang diinisiasi Pemdes Beji.
Antara pengelola pabrik mie dan warga sudah dipertemukan. Pada prinsipnya, kata Nanang, warga hanya ingin lingkungan tetap terjaga, nyaman serta tidak terganggu lagi dengan bau tak sedap itu.
“Pada rapat tersebut juga sudah ada kesepakatan dari warga sekitar dan pabrik. Pihak pabrik akan transparan, terkait limbah yang dibuang dan memastikan apakah limbah pabrik itu ramah lingkungan atau belum,” jelas Nanang.
Nanang mengaku puas dengan hasil musyawarah itu. Dan pihak DLH memberi penjelasan bahwa masyarakat juga bisa turut mengawasi aktivitas pembuangan limbah pabrik tersebut.
Sementara itu Kades Beji, Khoirudin, mengatakan bahwa kesimpulan musyawarah ini, diterima warga dan mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemdes Beji yang sudah menghadirkan pihak DLH dengan memberi penjelasan tentang bagaimana mengatasi bau tak sedap dari selokan itu.
“DLH telah memberi penjelasan mengenai cara mehilangkan bau dengan menggelontorkan air dan memastikan limbah pabrik yang berasal dari sisa-sisa pengolahan itu masuk ke dalam saluran yang lebih besar,” kata Khoirudin.
Masyarakat juga menerima upaya yang akan dilakukan pabrik di kemudian hari dalam upaya mengatasi dan mencegah agar tidak timbul lagi bau tak sedap.(fal/habari.id)