Angka Stunting Turun Drastis Hingga 2 % Tahun 2024, Kota Mojokerto Menuju Kota Zero New Stunting

oleh
banner 468x60

HABARI.ID, KOTA MOJOKERTO I Rembuk Stunting atau Kota Mojokerto Menuju Zero New Stunting 2024 yang digelar oleh Pemerintah Kota Mojokerto di Pendopo Sabha Krida Tama (18/3) Jl. Hayam Wuruk No.50 Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.

Dihadiri oleh PJ Walikota Mojokerto Moh Ali Kuncoro, PJ Ketua TP PKK Kota Mojokerto Nia Wayanti, Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto Farida Mariana,seluruh jajaran Forkompinda Kota Mojokerto, OPD terkait, Camat, Lurah se Kota Mojokerto, serta hadir secara pribadi Kepala BKKBN Provinsi Jatim Maria Ernawati sebagai Narasumber.

Dalam arahan dan sambutannya Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo melaporkan angka Stunting di Kota Mojokerto tahun 2024 semakin menurun dari tahun ke tahun.
Privalensi Stunting di Indonesia harus turun menjadi 14%, sedangkan di Kota Mojokerto targetnya adalah Zero New Stunting.

Berdasarkan hasil elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) bahwa di Kota Mojokerto menunjukkan penurunan privalensi Stunting secara 5 tahun secara berturut-turut. Angka Stunting di Kota Mojokerto dari tahun 2019 sebesar 9,04% , tahun 2020 sebesar 7,71%, tahun 2021 sebesar 4,84 % , tahun 2022 sebesar 3,12% ,tahun 2023 sebesar 2,4% Hingga tahun 2024 per 15 Februari menurun menjadi 2 %.
Artinya dalam beberapa bulan terakhir ini ada penurunan Stunting sebanyak 5 balita di Kota Mojokerto.

Faktor determinan penyebab Stunting adalah pola makan, pola asuh, keluarga miskin dan kurangnya pengetahuan orang tua serta kelainan bawaan. Dan faktor determinan lainnya seperti riwayat kehamilan ibu, bayi lahir prematur, dan paparan rokok.

Penurunan Stunting memang harus dilaksanakan secara bersama-sama, baik oleh Pemerintah , pihak swasta dan seluruh lapisan masyarakat karena Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah pangan, masalah sosial, masalah pendidikan, dan juga masalah sanitasi.

Oleh karena itu melalui rembuk Stunting ini Pemkot Mojokerto secara bersama-sama akan melakukan konfirmasi, sinkronisasi dan sinergitas hasil analisis situasi dan penyusunan rancangan rencana kegiatan dari beberapa OPD penanggung jawab terkait dengan layanan Stunting di tingkat Kota tentunya di tingkat kecamatan, puskesmas, kelurahan ,lembaga non pemerintah dan masyarakat dalam upaya penurunan Stunting terintergrasi di kelurahan prioritas.

Hal-hal yang diharapkan dengan adanya rembuk Stunting ini adalah komitmen penurunan Stunting yang ditandatangani oleh PJ Walikota Mojokerto, Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, PJ Ketua TP PKK Kota Mojokerto, Ketua DPRD Kota Mojokerto, seluruh Forkompinda Kota Mojokerto, OPD terkait, Camat , Lurah se Kota Mojokerto serta perwakilan sektor non Pemerintah dan masyarakat.
Yang kedua rencana kegiatan intervensi penurunan Stunting secara terintegrasi yang telah disepakati oleh lintas sektor untuk dimuat dalam RKPD tahun 2025.

Dalam Arahan PJ Walikota Mojokerto Moh Ali Kuncoro menyampaikan bahwa semua ini adalah ikhtiar kita sebagai Pemerintah bersama menuju generasi emas 2045. Ini menjadi tanggung jawab semua elemen strategis multihelix baik semua komponen yang ada di Kota Mojokerto yaitu Pemerintah, TNI/Polri, Pengusaha , Media ,Akademisi serta pihak swasta.

Target dari Pemerintah Jatim dan Pemerintah Indonesia Stunting menurun hingga 14 % . Di tahun 2023 Kota Mojokerto mendapatkan predikat sebagai Kota Terinovatif dalam hal ini yang menjadi indikator penilaian utama adalah hal inovasi terkait pencegahan Stunting.
Ada dua inovasi yang menjadi penilaian Kemendagri yaitu Canting Gulo Mojo dan Gempa Genting.
Dan ini merupakan inovasi yang menjunjung Kota Mojokerto menjadi Kota Terinovatif se Indonesia.

“Sampai dengan hari ini kita akan bekerja keras untuk bagaimana bisa mengintervensi angka Stunting di Kota Mojokerto turun dengan ditandai penanda tanganan dan ikrar bersama bahwa tahun 2024 Kota Mojokerto akan menjadi Kota Zero New Stunting” ungkap orang nomor satu di Lingkup Pemerintah Kota Mojokerto tersebut.

Akan dilakukan upaya-upaya secara spesifik dan program-program secara sensitif dan koordinatif.
Dan ini adalah sebuah program sifatnya sapu jagat (hampir semua OPD terkait akan dilibatkan) dan di anggarkan tahun 2024 ini sebesar 98,2 Milyar . (Cha/ADV)

Baca berita kami lainnya di