Angka Reproduksi Naik, PSBB Jilid 3 Belum Optimal

oleh
Tunjang Kuliah Daring, UNG Distribusi Paket Data Internet 20 GB
Rektor UNG, Dr. Eduart Wolok, ST, MT
banner 468x60

HABARI.ID I Hasil evaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap III di Provinsi Gorontalo, telah dirilis Crisis Center Universitas Negeri Gorontalo.

Dalam pemaparan Ketua Covid-19 Crisis Center UNG, Eduart Wolok menyampaikan laporan yang berisi gambaran epidemiologi, mobilitas penduduk, analisis ekonomi, linguistik, sosio-antropologis, dan hukum.

Rektor UNG ini mengatakan, angka reproduksi (Rt) Gorontalo mengalami peningkatan pada 12 Juni menjadi sebesar 1.62.

Artibya jika Rt> 1, setiap satu orang yang positif Covid-19 dapat menularkan pada lebih dari satu atau dua orang. Sehingga jumlah kasus Covid-19 masih akan terus bertambah dan eksponensial.

“Memang tanggal 7 Juni kita berada di Rt 1.12. Namun pada tanggal 12 ada kenaikan angka Rt. Artinya potensi penularan masih tinggi dan eksponensial …,”

“Karena satu orang positif Covid-19 dapat menularkan pada lebih dari dua orang lainnya,” papar Eduart Wolok.

Padahal, jika misalnya dilakukan pelonggaran sesuai dengan standar World Health Organization (WHO) bahwa Rt<1 harus bertahan selama 2 minggu. Dengan jumlah penurunan trend kasus positif minimal 50 persen selama 3 minggu sejak puncak terakhir.

Rasio kasus konfirmasi positif menurun selama 4 minggu dan harus ada penurunan jumlah kematian (Covid-19) selama 2 minggu terakhir. Hal ini merujuk standar WHO.

Dengan begitu, maka pandemi Covid-19 di Gorontalo belum bisa dikategorikan terkendali.
Pada PSBB tahap III ini masih banyak pelanggaran terhadap protokol yang telah ditetapkan pada peraturan Gubernur.

“Karena itu, Covid-19 Crisis Center UNG merekomendasikan agar penegakan kepatuhan harus dioptimalkan. Sebab PSBB tahap III masih banyak pelanggaran terhadap protokol kesehatan …”

“Selain itu, perlu pelibatan komunitas dan masyarakat secara aktif dalam penanganan pandemi. Masyarakat sipil harus dilibatkan dalam penanganan ini, karena kuncinya adalah partisipasi publik …,”

“Tidak boleh hanya pemerintah saja. Tanpa partisipasi publik, maka dipastikan penanganan pandemi akan gagal,” kata Eduart.(fp/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan