7.300 Vaksin Covid-19 Bakal Diberikan Untuk Gorontalo

oleh
Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19.(f/istimewa).
banner 468x60
HABARI.ID I Sebanyak 7.300 vaksin Covid-19 akan disuplai Pemerintah Pusat untuk Provinsi Gorontalo, namun vaksin tersebut akan diprioritaskan kepada tenaga medis, TNI, Polri dan ASN.

Terinformasi lagi, Provinsi Gorontalo sendiri merupakan satu diantara 10 daerah di Tanah Air yang mendapatkan suplai vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan RI.

Dan sampai dengan sekarang ini Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo sendiri telah melakukan pendataan kepada 123 orang, yang akan diberikan vaksin.

Begitu kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Reyke Uloli, Senin (23/11/2020).

Dia jelaskan, sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan RI yang menjadi sasaran untuk berikan vaksin Covid-19 ini, mereka yang tergabung pada satuan tugas Covid-19 termasuk TNI dan Polri.

“Selain itu juga mereka yang bertugas di instansi pelayanan publik, baik itu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipili, perizinan dan pelayanan lainnya,” ujar Reyke.

Pemberian vaksin Covid-19 ini tidak secara langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, akan tetapi akan dilakukan seleksi seperti dari segi usia.

“Untuk sasaran vaksin covid-19, berusia 18 sampai 59 tahun dengan catatan tidak punya penyakit komerbid atau penyakit bawaan …”

“Harus sehat, diatas 18 tahun itu ada usia usia yang produktif, kalau dibawah usia 15 tahun termasuk anak dan remaja. Jadi belum masuk didalam pemberian vaksin tahap awal ini,” terang Reyke.

Reyke menyampaikan bahwa pada tahapan perdana ini, baru melakukan sosialisasi di seputaran tenaga kesehatan dan pengelolah yang nantinya akan melaksanakan pemberin vaksin covid 19.

Dan belum disosialisasikan kepada masyarakat, karena harus menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat, dalam melakukan sosialisasi serta di backup dengan anggaran.

“Karena tenaga kesehatan ini adalah garda terdepan dalam melayani maasyarakat didalam melakukan tracking, trasing, tritmen …”

“Karena ketika ada yang positif, kita juga yang harus merawat, mengobati dan melakukan penyelidikan epidemologi terhadap kontak erat,” tandasnya.(dik/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan