Rapat Bersama Otoritas Bandara Djalaludin Gorontalo, Ini Harapan Penjagub Rudy

oleh -9 Dilihat
oleh

HABARI.ID, PEMPROV | Kepala Otoritas Bandar Udara Djalaluddin, Joko Harjani melaporkan kondisi perkembangan angkutan udara tahun 2024 di Provinsi Gorontalo kepada Pj Gubernur Rudy Salahuddin dan jajaran, Jumat, (22/11/2024). Empat hal yng disampaikan Joko, yaitu data realisasi angkutan udara, laporan subsidi angkutan udara perintis, laporan kesiapan natal dan tahun baru, serta kebutuhan lahan untuk pemasangan lampu PALS Runway 27 di Bandara Djalaluddin.

“Terkait dengan keberangkatan pesawat, di mana sampai dengan Oktober ini kami mendata ada 274,023, yang turun dari tahun 2023 atau bahkan turun jauh dari 2019 di angka 405,974. Ini juga sama dengan jumlah penumpang yang turun dibandingkan tahun lalu di periode yang sama Oktober. Kita masih diangka 67 persen, sementara rata-rata nasional sudah 88 persen. Contoh Bandara yang sudah pulih itu adalah Bandara Denpasar sudah 99 persen dan Bandara Cengkareng 90 persen,” kata Joko.

banner 468x60

Selanjutnya Joko Harjani menyampaikan untuk penerbangan subsidi perintis rute Gorontalo-Pohuwato-Palu, setelah musibah jatuhnya pesawat beberapa waktu lalu kembali dibuka penerbangannya, namun memang sejak kejadian tersebut penumpang masih di bawa lima persen. Sementara untuk rute lain seperti Gorontalo-Bolmong-Manado-Siau-Miangas tetap menjadi primadona, dengan jumlah hampir 80 persen

“Nah, untuk yang tahun depan pak gubernur, kita mendapatkan tambahan lokasi untuk penerbangan perintis itu ke Luwuk dan Banggai Laut. Rencananya nanti Januari insyaallah akan di mulai. Maskapai yang kami nanti pakai adalah Susi Air di bawa Sam Air,” jelasnya.

Menanggapi laporan Kepala Bandara, Pj Rudy menyampaikan untuk menarik penumpang ke Provinisi Gorontalo sulit hanya dengan satu penerbangan pilihan. Ia menginginkan penerbangan di Bandara Djalaluddin harus bisa ada yang langsung menghubungkan antara Jakarta Makassar Gorontalo Manado, atau Manado Gorontalo dan Palu. Ini bisa membantu pergerakan penumpang khususnya para wisatawan.

“Memang kalau hanya tujuan single destination akan sulit. Jadi saat ini yang harus kita kejar bersama adalah penambahan penerbangan. Mungkin kita bisa menyurati kembali ke Kementerian Perhubungan. Tapi memang agak sulit, karena kami juga sudah pernah berkoordinasi dengan maskapai, bahwa permasalahan saat ini itu ada diketerbatasan pesawat, juga dari avtur yang memang harganya lumayan tinggi dengan adanya PPN,” ujar Rudy. (edm/habari.id)

Baca berita kami lainnya di