HABARI.ID I Penghargaan Top CEO BUMD dan Corporate diterima pelaksana tugas Direktur PDAM Kota Gorontalo Isman Darise, Kamis (27/08/2020) pada ajang Top BUMD Award 2020, dipertanyakan Dewan Pengawas PDAM Kota Gorontalo.
Pasalnya menurut Ketua Dewas PDAM Kota Gorontalo Totok Bachtiar, sampai dengan sekarang tidak ada penilaian dari lembaga terkait atau lembaga manapun di PDAM Kota Gorontalo, bahkan pemberian penghargaan Top CEO BUMD dan Corporate tidak diketahui sejumlah pejabat internal.
“Saya saja sebagai Ketua Dewan Pengawas, kaget mendengar tiba-tiba Plt Direktur mendapatkan penghargaan Top CEO BUMD dan Corporate …”
“Tidak ada penilaian dari lembaga manapun, kok bisa dapat penghargaan. Lucu lagi, penghargaan ini tidak diketahui sejumlah pejabat internal,” ujar Totok.
Kalau pun akan ada pemberian penghargaan untuk PDAM Kota Gorontalo, minimal ada informasi secara internal di lingkungan PDAM Kota Gorontalo.
Dan Totok mengatakan bahwa pemberian penghargaan ini sangat bertolak belakang, dengan apa yang terjadi di internal PDAM Kota Gorontalo baik dari aspek kinerja sampai pemberian pelayanan kepada pelanggan.
“Selama Isman Darise memimpin PDAM Kota Gorontalo, tidak ada perubahan yang terjadi. Yang ada hanyalah kinerja PDAM menurun, konflik internal yang sulit dibendung sampai dengan rentetan keluhan masyarakat terkait dengan pelayanan …”
“Lantas dari aspek mana dan apa lembaga terkait memberikan penghargaan kepada Isman Darise. Sementara persoalan di PDAM Kota Gorontalo tidak mampu Isman selesaikan, tidak terkecuali catatan dari BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo,” tegas Totok.
Lebih lanjut Totok tegaskan, dirinya memberikan warning kepada Isman Darise, jika kemudian penghargaan tersebut ada kaitannya dengan penggunaan anggaran di PDAM Kota Gorontalo.
“Saya peringati dengan tegas, hati-hati, jika penghargaan ini ada kaitannya dengan penggunaan anggaran di PDAM Kota Gorontalo, maka siap akan membawa persoalan ini ke meja hijau,” terang Totok.
Pemberian reward kepada pimpinan perusahaan, tentu erat kaitannya dengan kinerja pimpinan itu sendiri. Bisa mengayomi seluruh karyawan, melakukan koordinasi, komunikasi dan konsultasi dengan seluruh lingkup PDAM.
Sayangnya hal itu tidak dilakukan dan tidak dimiliki Isman Darise, dan yang ada hanyalah lingkungan PDAM Kota Gorontalo yang terkotak-kotak, sistem kerja yang tidak baik.
Bukan hanya itu, program kenaikan tarif yang dilakukan Isman Darise pun sampai dengan sekarang masih bermasalah.
Parhanya lagi, selama Isman memimpin, PDAM Kota Gorontalo tidak pernah mandiri melalkukan Upgrade Instalasi Pengelolaan Air.
Sangat jauh perbedaannya dengan masa kepemimpinan Salim Sami ketika masih menjabat Direktur PDAM Kota Gorontalo. Dengan tangan dingin dan kecerdasan Salim Sami, PDAM mampu mebukukan laba sekitar Rp 15 miliar.
“Bagi saya yang patut diberikan reward itu, adalah Pak Salim Sami, karena mampu membangun IPA PDAM dengan dana mandiri PDAM. Sementara ditangan Isman, PDAM sering minus anggaran …”
“Dan apa yang tidak dilakukan Isman, bisa beresiko hukum. Menjalankan perusahaaan, tidak ada jalan koordinasi, dan banyak buktinya pada dewan pengawas …”
“Selama ini justru Isman Darise, dalam menjalankan perusahaan banyak hal tidak di koordinasikan dengan internal, dan mengambil sikap atau keputusan sendiri …”
“Yang seakan dia pemilik perusahaan, harusnya dia tahu diri bahwa ini adalah perusahaan milik daerah yang harus kita pertanggungjawabkan kepada semua pihak, tentang keberlangsungan perusahaan,” pungkas Totok.
Sementara itu Plt Direktur PDAM Kota Gorontalo Isman Darise, ketika dihubungi terpisah melalui WhatsApp tentang penghargaan tersebut, tidak memberikan komentar atau tidak memberikan jawab.(ink/habari.id).