HABARI.ID, KOTA GORONTALO I Dari 50 kelurahan, tercatat 10 kelurahan yang realisasi fisiknya terendah pada Triwulan III tahun anggaran 2022. Hal ini terungkap pada Rakorev (Rapat Koordinasi dan Evaluasi) penyerapan anggaran triwulan III di Gedung Bandayo Lo Yiladia, Rabu (19/10/2022).
Sebanyak 10 kelurahan dengan realisasi fisik terendah itu, diantaranya Kelurahan Dembe 41 persen, Kelurahan Dulomo Selatan 41 persen, Buliide 40 persen, Talumolo 40 persen, Pohe 40 persen, Tanjung Kramat 40 persen.
Kemudian Kelurahan Siendeng 38 persen, Wongkaditi Barat 38 persen, Heledulaa Utara 37 persen dan terakhir adalah Kelurahan Molosipat W dengan capaian realisasi fisik terendah 36 persen.
Selain itu ada 10 kelurahan juga dengan realisasi keuangan di triwulan III tahun 2022, sangat rendah. Masing-masing Kelurahan Biawao 36 persen, Dembe 2 35 persen, Pulubala 35 persen, Leato Selatan 35 persen.
Kemudian Kelurahan Molosipat W 34 persen, Wongkaditi Barat 34 persen, Tanjung Kramat 33 persen, Dulalowo Timur 31 persen, Pohe 29 persen dan terakhir adalah Kelurahan Siendeng 24 persen.
Kepala Bagian Pembangunan Setda Kota Gorontalo Abdul Hafidz Daud katakan, masih terdapat beberapa penyebab yang erat kaitannya dengan pengelolaan keuangan dan pelaksanaan progra kegiatan.
“Seperti perencanaan Anggaran Kas yang kurang Tepat Oleh OPD menyebabkan inkonsistensi antara target dan realisasi Belanja. Banyaknya Kegiatan di OPD tidak mengacu pada anggaran kas ..,”
“Sistim Informasi Penatausahaan Keuangan yang belum optimal. Masih terdapat keselahan perencanaan dan penganggaran ..,”
“Sehingga OPD masih menunggu pergeseran dan perubahan APBD untuk melaksanakan kegiatan,” ujarnya.(bnk/habari.id).