HABARI.ID, DEPROV | Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Meyke Camaru berkomitmen akan memperjuangkan peningkatan nilai bantuan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini disampaikan Meyke dalam reses yang berlangsung di Kelurahan Molosipat W, Kecamatan Kota Barat, Selasa (19/11/2024).
Menurut Meyke, program bantuan UMKM menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat, namun nilai bantuan yang diberikan selama ini dianggap belum mencukupi untuk mendukung pengembangan usaha.
“Point yang saya dapatkan dari reses kali ini adalah nilai bantuan UMKM terlalu kecil. Olehnya, saya berharap ini dapat ditindaklanjuti oleh Diskumpeeindag,” ungkap Meyke Camaru.
Ia menekankan pentingnya peningkatan nominal bantuan agar lebih memberikan manfaat signifikan bagi pelaku usaha. Pasalnya, bantuan dengan nominal kecil sering kali kurang berdampak pada keberlanjutan usaha.
“Kami di Komisi II DPRD bermitra langsung dengan dinas terkait, sehingga kami akan bahas persoalan ini ke lembaga legislatif untuk penambahan nominal bantuan UMKM untuk diperbesar, dan ini akan saya perjuangkan,” kata Meyke.
Selain itu, Meyke juga mendorong pemerintah provinsi Gorontalo melakukan filterisasi yang lebih ketat bagi penerima manfaat. Salah satu usulan yang disampaikan adalah adanya syarat minimal lama berdirinya usaha sebagai salah satu kriteria penerimaan bantuan.
“Memang sejauh ini sudah ada persyaratan, tetapi implementasinya masih perlu dimaksimalkan. Ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dan saya mendorong itu,” jelasnya.
Dalam reses tersebut, salah seorang warga Kelurahan Molosipat W, Sofyan, mengungkapkan bahwa bantuan UMKM memang sangat membantu para pelaku usaha. Namun, ia menyarankan adanya kebijakan yang berkesinambungan agar bantuan modal usaha tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kami berharap setelah mendapatkan bantuan UMKM, ada bantuan tambahan, misalnya dari dinas pangan, untuk kebutuhan dapur. Dengan begitu, modal usaha tidak habis digunakan untuk keperluan rumah tangga,” kata Sofyan dalam dialog pada reses tatap muka.
Ia memberikan contoh sederhana, seperti pedagang nasi kuning yang menggunakan bahan baku dari bantuan UMKM untuk konsumsi pribadi. Hal ini menyebabkan modal usaha tidak dapat diputar kembali.
“Kebanyakan orang tidak berpikir soal kesinambungan. Jadi, kalau ada bantuan yang spesifik untuk usaha dan kebutuhan sehari-hari, itu akan sangat membantu,” tandasnya. (dik/habari.id)