HABARI.ID, DEPROV | Anggota Komisi III DPRD Provinsi Gorontalo Jasin Usman Dilo mengemukakan inisiatif penting untuk mendorong pengalihan perizinan tambang galian C ke lingkup Pemerintah Daerah. Saat ini, proses perizinan untuk tambang batu dan pasir memerlukan pengurusan langsung ke pemerintah pusat, yang sering kali memakan waktu cukup lama.
Menurut Jasin Dilo, proses birokrasi yang kompleks di Kementerian ESDM RI dapat menjadi hambatan signifikan bagi pembangunan di Gorontalo. Kendala-kendala ini mencakup proses perizinan yang lambat dan berbelit, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pemanfaatan sumber daya alam.
“Sudah kita alami kendala seperti ini sebelumnya, di mana anggaran kita harus dikembalikan ke pemerintah pusat karena tidak dapat memanfaatkan sumber daya galian C dengan cepat,” ungkap Jasin Dilo saat menghadiri kegiatan reses Adnan Entengo di Desa Pilohayanga, Kecamatan Telaga, Rabu (31/01/2024).
Usulan untuk mengalihkan perizinan tambang galian C ke Pemerintah Daerah memiliki tujuan utama untuk mempercepat proses pengelolaan izin dan mendukung pembangunan lokal. Dengan penanganan izin tambang di tingkat daerah, diharapkan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan izin dapat dipangkas sehingga sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara efisien.
Pengalihan perizinan ini juga diharapkan dapat memberikan kemudahan yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengawasi aktivitas tambang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Selain itu, hal ini dapat menjadi langkah strategis dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Provinsi Gorontalo.
Hadirnya Jasin Dilo di kegiatan reses Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Adnan Entengo tidak terjadi tanpa alasan yang kuat. Pasalnya, pria berjuluk lelaki seribu masjid itu merupakan anggota Komisi III dan membidangi sektor tersebut dan memiliki kecakapan dalam menyampaikan isu terkait tambang galian C.
Apalagi, lokasi reses itu berlangsung di kompleks tambang galian C Desa Pilohayanga. Dengan latar belakangnya yang membidangi sektor ini, kehadirannya di kegiatan reses menjadi perhatian utama, terutama dalam konteks penanganan izin tambang dan pengelolaan sumber daya alam.
“Saya sengaja diundang oleh pak Adan untuk menghadiri reses yang lokasinya berdekatan dengan tambang galian C. Kebetulan saya pun duduk di Komisi III yang selama ini sektor itu bidang saya, makanya saya diminta untuk mendampingi manakala ada hambatan tentang isu galian C,” tandasnya. (dik/habari.id)
