HABARI.ID | Provinsi Gorontalo masuk dalam Studi Serosurvei Antibodi Covid-19 berbasis komunitas di 25 Provinsi di Indonesia, yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Dalam Negeri.
Peneliti Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kemenkes RI, Ratih Dian Saraswati, M. Biomed menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 yang sudah melanda Indonesia memungkinkan terjadinya infeksi alamiah.
Namun, dengan mengetahui status kekebalan masyarakat dapat membantu otoritas kesehatan merencanakan kebutuhan sistem kesehatan di masa depan.
“Hal ini yang menjadi dasar dilakukannya penelitian untuk mengetahui status imunitas masyarakat dengan pemeriksaan antibodi kuantitatif. Metode pemeriksaan yang digunakan adalah Electro-Chemiluminescence Immunoassay (ECLIA) anti SARS-Cov-2,” ungkap Ratih.
Ratih juga mengatakan tentang tujuan pelaksanaan studi Serosurvei Antibodi Covid-19 tersebut untuk mengidentifikasi titer antibodi sebagai indikator tingkat kekebalan terhadap infeksi SARS-Cov-2 pada populasi yang divaksinasi dan infeksi alami.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan antibodi dan memperkirakan proporsi infeksi simtomatik dan asimtomatik.
“Dengan serosurvei ini diharapkan dapat menggambarkan data Nasional dan memberikan input serta rekomendasi untuk optimalisasi hasil, manfaat dan dampak vaksinasi Covid-19 pada masyarakat,” jelas Ratih.
Pelaksanaan studi ini terbagi menjadi dua bagian, untuk Kementerian Dalam Negeri RI melakukan serosurvei di wilayah aglomerasi mencakup 9 Provinsi dan 47 Kabupaten serta Kota dengan 10.284 sampel.
Sementara untuk Kementerian Kesehatan RI akan melakukan serosurvei di luar area aglomerasi meliputi 25 Provinsi dan 53 Kabupaten serta Kota dengan 11.600 sampel. Sehingga dapat melengkapi data Kemendagri untuk menjadi representasi Nasional.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Yana Yanti Suleman menyambut baik kegiatan studi Serosurvei Antibodi Covid-19 berbasis komunitas di Provinsi Gorontalo.
“ Tentunya studi ini sangat penting agar kita mendapatkan gambaran profil kekebalan terhadap virus Covid-19. Karena, saat ini pemerintah sedang gencar melakukan vaksinasi untuk mencapai Herd Immunity,” ucap dr. Yana.
Melalui kegiatan itu pula, Mantan Dirus Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie ini berharap Kemenkes dan Kemendagri dapat memberikan diseminasi informasi hasil penelitian ke Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Kesehatan.
“Hasil studi ini dapat dijadikan rujukan untuk pengambilan kebijakan dalam penanganan Covid-19, dan keberhasilan vaksinasi di Indonesia. Khususnya bagi Provinsi Gorontalo,” tandasnya.
Diketahui, pelaksanaan studi di Provinsi Gorontalo telah dimulai sejak tanggal 20 November, sampai dengan 1 Desember 2021 dan berlokasi di Kabupaten Gorontalo sebanyak 9 Desa dengan jumlah responden 180 orang. Untuk Kota Gorontalo di 6 kelurahan dengan responden berjumlah 120 orang.
Adapun metode sampling dengan Stratified multi-stage cluster sampling design di dua tahap dimana tahap satu di unit Desa atau Kelurahan, dan tahap dua penduduk berusia satu tahun ke atas. (Dik/Habari.id)