Ganti Diksi Hindari Stigma Negatif, GTPP Covid-19 Gunakan Istilah Baru untuk Hasil Rapid Test

oleh
Ganti Diksi Hindari Stigma Negatif, GTPP Covid-19 Gunakan Istilah Baru untuk Hasil Rapid Test
Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo
banner 468x60
HABARI.ID I Tak lagi menggunakan istilah “positif-negatif” untuk hasil rapid test. GTPP (Gugus Tugas Percepatan Penanganan) Covid-19 kini mulai menggunakan istilah reaktif dan non reaktif sebagai diksi yang digunakan untuk menyatakan hasil identifikasi awal terhadap aktivitas antibodi dan masuknya patogen (mikroorganisme penyebab penyakit) ke dalam tubuh.
Mengganti diksi, dianggap penting untuk mencegah stigma negatif terhadap seseorang begitu diketahui hasil rapid test-nya.

Soal stigma negatif ini, sempat dikomentari Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo. “Hentikan stigma negatif itu. Ini akan berpengaruh tidak baik terhadap kondisi psikologi seseorang dan masyarakat.Kita harus lebih bijak dan tak langsung menstigma,” kata Nelson.

Hasil rapid test seseorang yang dinyatakan terinfeksi, selalu diidentikkan dengan infeksi Covid-19 oleh kebanyakan orang. Padahal, rapid test hanya mendeteksi aktivitas antibodi dalam tubuh yang berfungsi melawan mikroorganisme penyebab penyakit baik bakteri maupun virus.

“Mereka itu belum dinyatakan postif Covid-19. Karena hasil rapid test  itu sifatnya baru reaktif. Sekalipun positif, stigma negatif tetap tidak boleh ada untuk mereka. Sebab mereka bagian dari kita warga Kabupaten Gorontalo” jelas Nelson Pomalingo.

Rapid test tidak secara spesifik belum menentukan jenis bakteri dan virus dalam tubuh manusia. “Maka itu harus dicek di laburatorium. Sampel swab diperiksa lagi dengan PCR. Setelah itu, kita sudah karantina mereka …,”

“Yang harus dimunculkan adalah saling dukung. kasihan mereka. Di bulan Ramadhan ini harus terpisah dari keluarganya,” jelas Bupati Gorontalo Prof. Nelson.

Pemahaman yang memadai tentang rapid test dan sikap bijak masyarakat akan membantu melawan pandemi Covid-19 dan mengurangi kepanikan.

Jika stigma negatif ini terus ada, dirinya khawatir orang-orang enggan untuk dipriksa dengan rapid test. “Seolah ini (hasil rapid test) merupakan aib. Hasil rapid test bukan berarti positif Corona. Dan perlu diingat Covid-19 itu bisa sembuh,” tegas Nelson Pomalingo.

Nelson Pomalingo sendiri telah menjalani rapid test, yang hasil rapid testnya menunjukan non reaktif, yang berarti tidak ada aktifitas antibodi yang sedang melawan mikroorganisme penyebab sakit.

Untuk pemeriksaan rapid test yang saat ini masih terus dilakukan pemerintah kabupaten Gorontalo, tercatat ada sebanyak 53 orang yang dinyatakan reaktif rapid test dan sedang menjalani karantina.(dwi/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan