HABARI.ID, POLITIK I Sejak kecil saat masih duduk di bangku SD (Sekolah Dasar) Ia sudah mengenal dunia politik. Bahkan dirinya sudah belajar berpolitik di usianya masih sekitar 10 tahun, di gedung DPRD Kotamadya Gorontalo yang sekarang Kota Gorontalo.
Dia siapa lagi kalau bukan Fikram A.Z Salilama, putra H. Aden Zakaria Salilama yang juga Wakil Ketua DPRD Kotamadya Gorontalo di era tahun 90-an.
Fikram kecil sangat dekat dengan ayahnya. Sebagai anak penurut, Fikram mengikuti ayahnya sejak waktu pulang sekolah sampai larut malam, di Kantor DPRD Kotamadya Gorontalo yang sekarang sebagai Kantor Badan Keuangan Kota Gorontalo.
“Sejak duduk di bangku SD, saya sudah di ajarkan berpolitik. Saat itu ayah saya, H. Aden Zakaria Salilama, duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Kotamadya Gorontalo hasil pemilihan umum di tahun 1972 dari PSII (Paratai Serikat Islam Indonesia) ..,”
“Waktu itu setiap hari saya ikut dengan ayah saya baik beliau tugas memimpin rapat, maupun turun melakukan kunjungan di wilayah serta reses ..,”
“Dari situlah saya mulai di ajarkan berpolitik. Melihat, mendengar dan menyaksikan seperti apa dan bagaimana dinamika berpolitik di era ayah saya menjabat Wakil Ketua DPRD Kotamadya Gorontalo,” ujarnya.
Didikan politik dari sang ayah terus berkesinambungan terhadap Fikram, baik di rumah sampai dirinya duduk di bangku SMEA atau Sekolah Menengah Kejuruan.
Ilmu politik yang diberikan sang ayah tidak disia-siakan Fikram, dan pada usia remaja Ia mulai memahami bagaimana berpolitik yang baik terlebih berinteraksi dengan masyarakat, seperti dilakukan ayahnya.
Singkat cerita, Fikram pun lulus dari sekolah menengah kejuruan dan melanjutkan pendidikannya ke tingkat lebih tinggi.
Saat itu Ia mendaftarakan diri di Unsrat (Universitas Sam Ratulangi), sayang pada waktu itu Unsrat tidak menerima calon mahasiswa lulusan sekolah menengah kejuruan.
“Setelah saya lulus sekolah, saya melanjutkan pendidikan di Akademi Bank. Namun sebelumnya, saya mendaftarkan diri di Unsrat Manado, tetapi perguruan tinggi itu tidak menerima siswa lulusan sekolah kejuruan saat itu ..,”
“Padahal, saya sangat berkeinginan masuk Unsrat untuk lebih mendalami ilmu politik. Tetapi tidak apa-apa, meski saya kuliah di Akademi Bank, saya tetap mendapatkan pendidikan politik dari ayah saya,” ungkapnya.
Menariknya, di masa usia yang masih remaja dan tengah menjalani kuliah di Akademi Bank, Fikram sendiri telah dilirik salah satu partai politik besar yakni PPP (Partai Persatuan Pembangunan).
“Saya lupa kenapa pengurus PPP menghubungi saya saat itu, padahal saya masih kuliah. Salah satu pengurus PPP yang menghubungi saya saat itu, Pak Ibrahim Pakaya ..,”
“Dan di tengah pembicaraan kami, saat itu saya diminta untuk menjadi pengurus PPP yakni Ketua Ranting PPP Kelurahan Tenda. Dan dengan PPP lah awal mula saya berjuang bersama partai politik ..,”
“Di tengah saya menjabat sebagai Ketua Ranting PPP Kelurahan Tenda dan memperjuangkan partai politik ..,”
“Saya sempat diminta menjadi pegawai negeri oleh Pak Jusuf Dalie yang saat itu menjabat Wali Kota Gorontalo periode 1988-1993 ..,”
“Pada waktu itu Pak Jusuf Dalie menunggu ayah saya, membicarakan tentang saya untuk dijadikan pegawai negeri ..,”
“Tetapi saya menolak dan saya sampaikan kepada ayah saya, bahwa saya mau memperjuangkan partai politik,” terangnya.(Bersambung).(bnk/habari.id).