DKPP Imbau Penyelenggara Pemilu Hindari Warkop dan Grup WA …

oleh
Penyelenggara Pemilu
Ketua DKPP, Prof. Muhammad.[foto_istimewa]
banner 468x60
HABARI.ID I Sempat menyela sesaat sebelum masuk sesi tanya jawab, Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Prof. Dr. Muhammad menyampaikan sekaligus mengingatkan kepada penyelenggara Pemilu (Komisioner KPU, Bawaslu, panitia adhoc).

Ia mengimbau penyelenggara Pemilu untuk menghindari warung kopi (warkop) dan grup-grup media sosial (WhatsApp) yang di dalamnya ada pasangan calon atau tim sukses, paling tidak sampai dengan selesainya Pilkada.

Berita Terkait: Prof. Muhammad: Semua Pihak Bertanggung Jawab Terhadap Kesuksesan Pilkada 2020

Ini menjadi imbauan resmi DKPP di saat-saat mendekati pemilihan. “Penyelenggara Pemilu harus menghindari warung kopi,” tegasnya pada kegiatan Penguatan dan Pengarahan dalam rangka Sinergitas Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di Masa Pandemi COVID-19, Senin (16/11/2020) sore.

“Warung kopi itu biasanya juga jadi tempatnya tim sukses atau peserta Pemilu. Kalau teman-teman penyelenggara, terutama adhoc, itu selalu kelihatan bersama-sama dengan peserta Pemilu, tim sukses, tidak ada sesuatu yang negatif. Yang dibincangkan tentu positif …,”

“Tetapi publik akan melihat, kedekatan peserta (pemilu) dengan wasit (penyelenggara Pemilu) ini bisa menyebabkan adanya keraguan bagi masyarakat dan akhirnya kepercayaan publik akan berkurang,” katanya.

Untuk menghindari warkop, Ketua DKPP menyarankan agar Sekretariat KPU, Bawaslu untuk mengantisipasi itu. “Saya percaya, anggaran Anda (Sekretariat KPU, Bawaslu) itu cukup mencukupi. Kopinya disiapkan di kantor saja …,”

“Panitia adhoc itu, kadang dituduh; karena adhoc, berpikirnya juga adhoc. Mulai hitung-hitunglah dia, berapa honor dan sebagainya. Kalau ada yang goda, tentu bisa lebih dari itu,” tandas Prof. Muhammad.

Begitu juga dengan grup WhatsApp (WA). “Kalau masuk di grup WA antar penyelenggara, kita malah support itu. Tapi kalau di grup WA, Anda tergabung dengan paslon dan tim sukses, maka silahkan keluar dulu sementara. Hindari kesan keberpihakan sampai Pilkada selesai, sampai pasangan terpilih dilantik,” ungkapnya.

Prof. Muhammad juga membeberkan, pada beberapa perkara etik mengkonfirmasi ada capture-an dialog antara penyelenggara dan paslon di grup WA yang tidak disadari oleh penyelenggara pemilu itu menunjukkan keberpihakan.

“Urusan penyelengara Pemilu, bukan kepada siapa yang nantinya akan terpilih. Tapi pada proses-proses yang berkualitas dan berintegritas,” tandas Ketua DKPP, Prof. Muhammad.

(fp/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan