Debat Publik Putaran Pertama Pilkada Trenggalek, Ini Tanggapan Warga Desa Botoputih Bendungan 

oleh
banner 468x60
HABARI,ID, TRENGGALEK I Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten Trenggalek menyelenggarakan debat publik putaran pertama paslon  Pilkada Trenggalek tahun 2020, Kamis (8/10/2020) kemarin di studio salah satu TV swasta di Jawa Timur.

Dalam debat publik tersebut menghadirkan kedua paslon nomor urut 1, Ir. Alfan Rianto, M. Tech dan Zaenal Fanani, S. ST., M. MT., serta Paslon nomor urut 2, Mochamad Nur Arifin dan Syah Muhammad Natanegara.

Dipandu oleh moderator, kedua paslon saling memaparkan visi misinya dengan tema Pembangunan Ekonomi Daerah dan Pelayanan Publik Untuk Kesejahteraan Rakyat.

Kedua paslon saling melemparkan pertanyaan dan jawaban.namun memasuki sesi pertanyaan terakhir ada jawaban kontraversi yang disampaikan cabup nomor 1 (Alfan Rianto), membuat mayoritas warga khususnya di kecamatan Bendungan merasa tersinggung harga dirinya.

Dalam sesi terakhir tersebut, moderator menanyakan pertanyaan  untuk nomor urut 01 tentang selingkar Wilis yang sudah masuk RPJNM begitu pula Jalur Lingkar Selatan (JLS) yang akan terus dilanjutkan dan akan mengkoneksi pantai-pantai selatan di Jawa Timur.

Pertanyaan moderator debat publik adalah, untuk selingkar Wilis akan Anda jadikan apa wilayah kecamatan Bendungan, khususnya agar wilayahnya anda tidak tertinggal dan untuk mensinergikan dalam wadah “Tunggal Rogo Mandiri” (Tulungagung-Trenggalek-Ponorogo-Madiun-Nganjuk-Kediri)

Cabup nomor urut 01 (Alfan Rianto) menjawab bahwa persoalan disana (kecamatan Bendungan) adalah masalah SDM, dan masalah SDM harus benar-benar terdidik.

Atas jawaban nomor 1 (Alfan Rianto), Cabup nomor urut 02 (Mochamad Nur Arifin) menanggapinya dengan mengatakan tidak sepakat jika dikatakan apabila SDM di kecamatan Bendungan itu dikatakan minim dalam debat publik tersebut.

Nur Arifin memilih memberi kepercayaan kepada masyarakat kecamatan Bendungan, bahkan Nur Arifin dengan tegas mengatakan tidak ada yang boleh memberi stigma bahwa masyarakat kabupaten Trenggalek ini minim ,dan itu tidak.

Stigma SDM di kecamatan Bendungan harus benar-benar terdidik itulah yang menjadi perbincangan hangat warga masyarakat di kecamatan Bendungan.

sudut jalan Desa Botoputih yang mulus terawat.[foto_sarno/habari.id]
Salah seorang warga dusun Krapyak, Desa Boto putih, Slamet (50) mengatakan, stigma SDM di kecamatan Bendungan harus benar-benar terdidik itu harus diluruskan.

Menurutnya, pendidikan, perekonomian maupun pembangunan di kecamatan Bendungan tidak kalah dibandingkan kecamatan lainnya di Trenggalek.

“Apa yang disampaikan cabup nomor 1 itu tidak benar, sebab wilayah kecamatan Bendungan saat ini kondisinya sudah jauh berbeda bahkan tidak kalah dengan kecamatan lainnya di Trenggalek,” ujarnya, Minggu (11/10/2020).

Slamet menambahkan, di kecamatan Bendungan sendiri meski daerah lainnya terpuruk perekonomiannya karena terdampak pandemi COVID-19, namun untuk warga masyarakat di kecamatan Bendungan tetap berjalan dengan baik.

“Perekonomian warga disini tetap berjalan dengan baik, karena warga disini mayoritas adalah peternak sapi perah, selain hasil pertanian yang melimpah.Sehingga perekonomian warga tidak ada kendala meski pandemi corona,” pungkas Slamet.

Di kecamatan Bendungan sendiri merupakan centra peternak sapi perah, bahkan hasil susu perahnya  merupakan pemasok susu terbesar di kabupaten Trenggalek.(Sar/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan