Dari Fungsionaris Sampai Menuju Puncak Botu

oleh
taha
Marten Taha, Wali Kota Gorontalo, yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Gorontalo.
banner 468x60

HABARI.ID I Sejak tahun 1987 Marten Taha sudah menjadi pengurus Partai Golkar. Dari era Kepemimpinan Wahono sampai Aerlangga Hartarto sebagai Ketua DPP Partai Golkar.

Selama 34 tahun karir politiknya begitu cemerlang, seperti Pohon Beringin yang tumbuh rimbun, besar, berdiri kokoh dengan akar yang kuat dan sulit dirobohkan.

Karir politiknya dimulai dari tingkat bawah, dari anggota biasa, pengurus inti, fungsionaris, Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Wali Kota Gorontalo Dua Periode sampai kini menargetkan puncak pimpinan tertinggi, yakni Gubernur Gorontalo.

Selama 34 tahun berpolitik Marten Taha yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kota Gorontalo, bisa dikatakan tidak pernah kalah dalam kontestasi politik.

Dalam Pileg berhasil membawa dirinya menduduki kursi pimpinan di DPRD Provinsi Gorontalo, Wali Kota Gorontalo yang kini sudah bejalan dua periode.

Berbagai prestasi yang Ia raih dalam dunia politik bersama Partai Golkar, tentu tidak semudah membalikan telapak tangan.

Sudah banyak tantangan dan rintangan telah Ia lalui dengan sukses, dalam bahasa sehari-hari “Sudah Banyak Rasakan Asinnya Garam”.

Erwin Rauf, yang juga pengurus DPD Partai Golkar Kota Gorontalo katakan Kamis (23/09/2021) sejak masih kecil Ia sudah mengenal Marten Taha. Dan sebelum Gorontalo dimekarkan sebagai Provinsi, Ia katakan Marten Taha sudah di Golkar.

“Di era Fadel Muhammad sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo, Marten Taha itu menjabat sebagai Bendahara DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo ..,”

“Reputasi Pak Marten di Golkar, begitu cemerlang. Beliau sangat organisatoris. Karir politiknya di Golkar dimulai dari Pileg, sampai Ia menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Gorontalo ..,”

“Menariknya, saat itu Ia bersama Adiknya yakni Risman Taha, terpilih sebagai Anggota DPRD. Marten Taha di DPRD Provinsi Gorontalo, dan Risman Taha di DPRD Kota Gorontalo,” ujarnya.

Selama menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Marten dikenal sebagai politisi yang tulen. Bahkan berbagai Tokoh Politik Gorontalo sangat mengakui, baik Marten sebagai Ketua DPRD Provinsi Gorontalo atau Ketua DPD Partai Golkar.

Di balik kesuksesan Marten di DPRD Provinsi Gorontalo, ternyata ada kisah kurang baik dari kejadian yang sempat dialaminya.

Yakni gerakan-gerakan dari oknum politisi Partai Golkar, yang diduga ingin menjatuhkan Marten dari kursi jabatan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo.

“Akan tetapi, dinamika tersebut dalam partai politik adalah hal biasa. Dan hal kurang baik itu tidak mudah terjadi, saat Rusli Habibie menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Gorontalo ..,”

“Demikian pula dengan Pak Marten, yang memandang biasa. Bahkan dinamika itu dihadapi Pak Marten dengan bijak serta positif. Artinya, beliau begitu dewasa,” ungkapnya.

Dinamika Periode Kedua Lebih Tinggi Daripada Periode Pertama

Marten Taha tidak menghabiskan masa jabatannya sebagai Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, karena mengikuti Pemilihan Kepala Daerah dan menang serta menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo.

Erwin ceritakan, dalam proses menghadapi Pilwako bebrapa tahun lalu, Partai Golkar sempat kesulitan mencarikan pasangan untuk menjadi pendamping Marten, yang diketahui saat itu sebagai Calon Wali Kota dari Golkar.

“Awal Marten maju pada Pilkada Kota Gorontalo, memang sempat sulit mencarikan pendampingnya, bahkan terjadi tarik menarik. Tadinya sempat dipasangkan dengan Feryanto Mayulu, pada akhirnya dengan Pak Budi Doku dan menang,” terangnya.

Dalam perjalan karir Marten Taha sebagai Wali Kota Gorontalo pada periode pertama bersama Budi Doku, berjalan dengan baik.

Bahkan Wali Kota Gorontalo dan Wakil Wali Kota Gorontalo bejuluk MaDu ini, sukses mengeluarkan Kota Gorontalo dari lingkaran disclaimer WTP.

Seiring dengan berjalannya waktu, dikabarkan Marten dan Budi pecah kongsi, namun Erwin Rauf membantah hal itu.

“Pecah kongsi itu tidak benar, kabar-kabar itu hanya bagian kecil dari dinamika politik. Artinya, masih ringan,” ungkapnya.

Singkat cerita, Marten Taha pun sukses membawa Kota Gorontalo dan Pemerintahan Kota Gorontalo sampai ke tingkat Nasional, bahkan internasional.

Kesuksesannya itu membuat dirinya mencalonkan diri lagi sebagai Calon Wali Kota Gorontalo, berpasangan dengan Ryan F. Kono, sebagai Calon Wakil Wali Kota Gorontalo.

Erwin katakan, dinamika periode pertama tidak setinggi periode kedua. Pasalnya Partai Golkar di tengah menjelang perhelatan politik kepala daerah, sempat diperhadapkan dengan guncangan hebat.

“Sukses periode pertama dan maju pada periode kedua, memang banyak terjal yang kita lalui. Akan tetapi, jiwa seorang Marten Taha betul-betul Ia serahkan kepada Allah SWT ..,”

“Kemudian atas kehendak masyarakat. Namun Pak Marten juga sempat mengalami tekanan yang sangat berat, yakni masa pencoretan sebagai calon. Dan Allah SWT menghendaki Pak Marten dan Pak Ryan terpilih sebagai pemenang,” jelasnya.

Tak Pernah Kalah Berpolitik, di Pilgub Harus Menang

Selama maju pada kontestasi politik Marte Taha tidak pernah kalah, mulai dari Pileg sampai dengan Wali Kota Gorontalo Dua Periode.

Inilah kehebatan Partai Golkar, tidak hanya menggunakan strategi besar bersama koalisi partai pada Pilkada dan strategi internal partai, namun setiap kader memiliki strategi sendiri.

Kata Erwin Rauf, seperti Marten Taha yang memiliki strategi sendiri meski dirinya sebagai calon kepala daerah. “Partai Golkar adalah partai besar dan memiliki banyak strategi. Koalisi partai punya cara sendiri, Golkar pun demikian ..,”

“Setiap kader Partai Golkar memiliki strategi sendiri untuk bisa memenangkan Pilkada atau Pileg. Lihat saja Pak Marten, meski kami sudah merancang sebuah strategi untuk menang, Beliau memberikan kami strategi versi beliau,” jelasnya.

“Kini, masa jabatan beliau sudah mau selesai pada 2024 akan datang. Golkar tentu memiliki target untuk mempertahankan posisi jabatan di puncak botu. Dan Pak Marten, kami siapkan sebagai calon Gubernur akan datang,” pungkasnya.(bnk/habari.id).

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan