HABARI.ID I 6 orang di kecamatan Limboto Barat terinfeksi antraks setelah menyembelih dan mengkonsumsi daging sapi yang sudah terinfeksi.
Pasca terungkapnya warga yang terpapar bakteri Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks) ini, Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo telah mengambil langkah-langkah.
Selain telah melakukan observasi, Dinas Peternakan juga sudah melakukan penyuntikan antibiotik pada ternak yang ada di sekitar lokasi. Sementara Dinas Kesehatan, sudah melakukan penanganan terhadap 6 orang penderita antraks.
“Tim sudah melakukan penyuntikan dan observasi terhadap ternak-ternak yang ada berada kawasan tersebut. Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan kepada hewan-hewan ternak lainya …,”
“Dan untuk orang yang terpapar antraks, ditangani langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo,” kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Gorontalo Femy Umar, yang ditemui Selasa (02/05/2020).
Dinas Peternakan juga sudah mengagendakan vaksinasi hewan ternak pada dua minggu ke depan untuk mencegah agar tidak ada ternak hewan lain yang tertular.
Pihak Dinas juga sudah melakukan upaya identifikasi dengan mengambil sampel. “Ternak sapi yang terinfeksi itu, sudah tidak ada karena sudah dipotong. Maka yang dilakukan adalah mengambil sampel tanah di lokasi tempat pemotongan …,”
“Sampelnya akan dibawa di laboratorium khusus yang ada di Maros. Untuk dampaknya penularan, kita melihat indikasinya pada manusia. Dan kita sudah menemukan indikasi antraks itu pada manusia,” kata Femy.
Selain suntik dan pemberian antibiotik pada ternak, Femy mengatakan, pihaknya juga langsung melakukan uji sampel terhadap 7 titik tempat penjualan daging, dan hasilnya tidak ditemukan daging yang mengandung bakteri penyebab antraks.
Femy menjelaskan, Indikasi terinfeksi antraks ini diketahui setelah beberapa 6 orang warga di Kecamatan Limboto Barat mengeluh demam, adanya benjolan melepuh pada kulit dan luka.
Indikasi muncul setelah 6 orang ini menyembelih 8 ekor sapi dan mengkonsumsi dagingnya. “Mereka kena antraks kulit, dan sudah ditangani oleh dinas terkait,” ungkap Femy.
Ia mengimbau kepada pemilik ternak untuk lebih transparan menyampaikan informasi apabila menemukan tanda-tanda sakit pada hewan ternak terinfeksi antraks.
Dengan ditemukannya kasus antraks tersebut, ia berharap agar warga melaporkan jika mendapati ada hewan ternak yang sakit mendadak.
“Kalau ada hewan ternak yang sakit mendadak, jangan dipotong dulu. Laporkan kepada kami, atau bisa juga lapor ke kepala desa, Camat atau kepada gugus kami yang ada di kecamatan masing-masing,” imbau Femy.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Roni Sampir menjelaskan, pihaknya sudah melakukan penanganan terhadap ke 6 warga yang terinfeksi antraks tersebut.
Mereka yang terinfeksi telah diberikan antibiotik dan penanganan sesuai protokol yang ada.
“Kami sudah turun pada tanggal 31 Mei lalu, warga yang mengeluh selepas menyembelih 8 ekor sapi, dimana 1 ekor ternak diantaranya mendadak sakit dan tak bisa berdiri,” ungkap Roni Sampir.
Roni tetap meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyakit antraks. Dinas Kesehatan sendiri mengalami kesulitan saat harus melakukan tracking pada kedelapan daging ternak sapi yang sudah dijual.
“Jumlah pembeli dan yang sudah makan daging ternak itu, sudah tak teridentifikasi,” tutup Roni Sampir. Menghindari terinfeksi antraksi, masyarakat harus lebih waspada.(dwi/habari.id)