Wagub Idah : Kurikulum Sejarah Gorontalo Harus Diperkuat di Sekolah

oleh
oleh

HABARI.ID, PEMPROV – Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie mendorong penguatan kurikulum dan materi muatan lokal sejarah Gorontalo di sekolah-sekolah. Hal tersebut di sampaikan pada peluncuran buku “Indonesia Merdeka di Gorontalo: Nani Wartabone, 23 Januari 1942 dan Keindonesiaan” yang dirangkaikan dengan syukuran Hari Ulang Tahun ke-25 Provinsi Gorontalo di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Jumat (5/12/2025).

Idah Syahidah menyoroti masih minimnya pengetahuan generasi muda terhadap sosok pahlawan nasional Nani Wartabone, tokoh yang memproklamasikan kemerdekaan di Gorontalo pada 23 Januari 1942. Menurutnya, kondisi ini perlu menjadi perhatian serius terutama tenaga pendidik.

“Banyak anak muda, mahasiswa, bahkan pelajar SMA dan SMP tidak tahu siapa Nani Wartabone. Mereka tahu hanya patung di Lapangan Taruna yang menunjuk ke depan, tetapi tidak mengenal sejarahnya,” ujarnya.

Idah juga menjelaskan bahwa kurikulum atau materi muatan lokal memiliki peran strategis dalam memperkenalkan sejarah Gorontalo sejak dini. Ia mendorong Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata untuk bersama-sama mengembangkan bahan ajar yang menarik dan mudah dipahami oleh generasi muda.

“Anak-anak kan biasanya lebih akrab dengan Shincan, Doraemon, atau Upin Ipin pokoknya yang animasi atau kartun. Mungkin di Gorontalo ada yang bisa membuat kartun tentang Nani Wartabone agar lebih mudah dikenali,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Idah juga mengangkat kisah perjuangan Ibu Aisyah, istri Nani Wartabone, yang menurutnya belum banyak diketahui publik. Ia menilai bahwa peran pendamping sang pahlawan juga harus mendapatkan ruang dalam literasi sejarah daerah.

“Banyak yang tidak tahu bahwa makam Ibu Aisyah berada di samping makam Pak Nani Wartabone. Kisah perjuangannya harus ikut diperkenalkan,” tegasnya.

Tak hanya itu, Idah menyoroti keberadaan karya-karya tulis Nani Wartabone yang jumlahnya cukup banyak. Ia mempertanyakan pengarsipan dan keberadaan buku-buku tersebut, serta mendorong upaya pencetakan ulang agar dapat diakses generasi mendatang.

“Ketika kita kunjungan setiap 23 Januari, tidak terlihat buku-buku itu di rumahnya. Ini menjadi tanda tanya. Kalau bisa, buku-buku itu dicetak ulang agar sejarahnya tidak hilang,” ujarnya.

Wagub Idah berharap penguatan kurikulum sejarah Gorontalo dapat menjadi langkah strategis untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap jati diri dan sejarah daerahnya.

“Mudah-mudahan ke depan anak-anak bangsa, khususnya Gorontalo, bisa mengenal lebih dekat siapa Nani Wartabone,” pungkasnya.(arl/habari.id)

Baca berita kami lainnya di