HABARI.ID | TP PKK Provinsi Gorontalo dan Dinas Kesehatan terus berupaya menurunkan angka stunting sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan tahun 2024 harus mampu menurunkan angka stunting sebesar 14 persen.
Ketua Tim Pengegrak PKK drg. Gamaria Purnamawati Monoarga melakukan kunjungan ke dua desa di Kecamatan Anggrek Kabupate Gorontalo Utara, Senin (5/9/2022). Dua desa itu adalah Desa Ibarat dan Desa Hiyaoyile.
“Untuk menangani stunting ini banyak hal yang harus dilakukan, Kami berharap dukungan instansi terkait, kelurahan, kecamatan dan masyarakat bisa menurunkan angka stunting ini di bawah angka 14 persen. Posisi Gorontalo ada di 29 persen,” kata Gamaria Purnamawati Monoarfa.
Gamaria Purnamawati Monoarfa memgajak para pemangku kepentingan untuk bekerja keras menurunkan stunting di Gorontalo yang dimulai dari Desa Ibarat. Di desa ini pilot project penurunan angka stunting akan dilakukan, dari des aini juga program sukses ini akan diterapkan di desa-desa lain di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo.
Dalam pilot projet ini pemerintah akan melakukan intervensi terhadap gizi anak dan aspek lain yang terkait peningkatan derajat Kesehatan secara terpadu. Dengan program ini Pemerintah Provinsi Gorontalo yakin target 14 persen di tahun 2024 tercapai.
Untuk itu Gamaria Purnamawati Monoarfa meminta peran aktif dan dukungan para pihak untuk bersama-sama melakukan intervensi secara terpadu dalam upaya menurunkan angka stunting hingga di bawah 14 persen.
“Langkah awal kami adalah pemantauan gizi yang benar dan pengambilan data kemudian penimbangan, pemeriksaan ibu hamil, kemudian menentukan mana anak yang stunting atau tidak, setelah itu data ini akan kami telaah problemnya dimana dan ini insyaallah kami langsung melakukan intervensi,” ujar Gamaria
Di tempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dr. Yana Yanti Suleman menjelaskan penurunan stunting bukan hanya peningkatan berat badan atau tinggi badan, stunting bukan hanya pendek dan kurus. “Stunting itu anak pendek tidak sesuai umur, tinggi, panjang, kurang gizi, sakit lama, perkembangan kognitif tidak sesuai umur,” kata dr Yana
Yana Yanti Suleman meminta kader kesehatan jika menemukan anak tidak sesuai dengan usia perkembangannya, fisik atau mental segera didata.
Yana juga mengingatkan hal lain yang harus didata adalah ibu hamil. Ibu hamil masuk dalam 1000 hari pertama kehidupan seorang anak. Ia meminta ayahanda dan camat dan para pihak terkait untuk mendata jumlah ibu hamil, ibu hamil yang kurang gizi, dan yang sudah sehat. (edm/habari.id)