HABARI.ID, KOTA GORONTALO I Hanya namanya saja terminal. Tetapi faktanya, aktivitas transportasi angkutan umum itu, ada di beberapa jalan di Kota Gorontalo. Masyarakat menyebutnya, terminal bayangan.
Iya, Terminal Sentral Kota Gorontalo atau Terminal Kota Gorontalo, masyarakat menyebutnya. Dahulu menjadi pusat aktivitas masyarakat dari berbagai daerah, karena berdekatan dengan pusat perdagangan. Kini yang ada hanyalah bangunan tua, berdebu tak terurus dihiasi jalan yang rusak.
Ramainya Terminal Sentral Kota Gorontalo tidak seperti dulu kala. Era sekarang ini kawasan itu terlihat ramai hanya di waktu pagi hari saja, jika sejumlah masyarakat berusia diatas 40 tahun berkumpul bersama rekan mereka, sambil menikmati kopi hitam dan kopi susu dari Warung Kopi Niko atau Wakop Niko Sentral.
Selama 10 tahun kondisi Terminal Sentral Kota Gorontalo itu sangat memprihatinkan. Tidak ada aktivitas ekonomi yang meningkat, yang ada hanyalah keterpurukan membuat pedagang dan pelaku transportasi angkutan umum terpaksa harus angkat kaki mencari penumpang di luar terminal.
Setelah Adhan Dambea secara resmi menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo periode tahun 2025 dan tahun 2030, pusat aktivitas transportasi angkutan umum dambaan masyarakat Kota Gorontalo itu, seperti bangun dari mati suri.
Karena melalui tangan dingin Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea, kondisi Terminal Sentral Kota Gorontalo yang sebelumnya kumuh, akan disulap menjadi lebih baik.
Bahkan tak tanggung-tanggung, sekali Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea menduduki Terminal Sentral Kota Gorontlao itu Senin (21/04/2025), langsung merencanakan pengaspalan jalan di kawasan terminal.
“Saya sudah perintahkan Dinas PUPR Kota Gorontalo, untuk mengaspal jalan di kawasan Terminal Sentral Kota Gorontalo,” ujar Wali Kota Gorontalo Dua Periode itu kepada awak media.
Tidak hanya itu saja, petak-petak bangunan di Terminal Sentral Kota Gorontalo juga akan ditata. Tujuannya hanya satu, yakni meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat dan mengembalikan jati diri terminal itu sendiri.
Dari data yang diterima dari Dinas Perhubungan Kota Gorontalo, ada sebanyak 52 petak bangunan permanen berdiri diatas tanah Terminal Sentral Kota Gorontalo.
Parahnya, hanya enam petak bangunan yang beraktivitas dan pemiliknya membayar retribusi. Sementara sebanyak 42 petak bangunan tidak beraktivitas dan pemiliknya tidak membayar retribusi.
Kemudian dua bangunan tidak beraktivitas tetapi pemiliknya membayar retribusi, terakhir dua petak bangunan beraktivitas tapi pemiliknya tidak membayar retribusi.
“Bangunan-bangunan ini akan kami tata. Banyak pemiliknya yang tidak membayar retribusi, ada juga pemiliknya sudah tidak tahu kemana. Rencananya, hari Jumat pekan ini kami akan mengumpulkan mereka,” pungkas Wali Kota Adhan Dambea.(bm/habari.id).