HABARI.ID I Wacana pemulangan 600 lebih anggota eks-ISIS yang berada di Suriah, masih memunculkan pro-kontra. Berbagai pendapat pun muncul, hingga penentuan lokasi rehabilitasi bagi para eks-ISIS tersebut.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo, Sabara Karim Ngou, menjelaskan pro-kontra terkait eks-ISIS ini, sebisanya disikapi secara bijak.
Pihaknya memandang bahwa kebijakan apapun yang nantinya diputuskan oleh pemerintah, harus disikapi dan dipandang sebagai suatu langkah yang penuh pertimbangan.
“Kami di Kementerian Agama akan menjalankan apapun yang menjadi putusan pemerintah pusat. Intinya, semua pihak harus bersinergi apabila nanti kebijakan pemulangan eks-ISIS dilakukan,” ungkap Sabara Karim Ngou.
Deradikalisasi, menurutnya harus dilakukan dengan mempersiapkan berbagai aspek. Sebab radikalisme merupakan doktrinasi yang cukup sulit dihilangkan.
ISIS sendiri merupakan jaringan terorisme yang mengajarkan tentang kekerasan hingga pembunuhan.
“Ini dokrin, dan bagi mereka yang sudah ke Suriah itu, menandakan doktrinnya sangat mengakar. Ini tak mudah dinetralkan,” jelas Sabara Karim Ngou.
Hal senada disampaikan oleh Syamsi Pomalingo selaku cendekiwan muslim Gorontalo. Deradikalisasi harus dipersiapkan secara matang, termasuk penentuan tempat rehabilitas bagi eks-ISIS.
“Gorontalo secara sosiokultur mungkin terlihat aman. Tapi untuk menjadi tempat rehabilitasi masih cukup sulit untuk dilakukan. Sebab sejauh ini kita kekurangan SDM yang mumpuni untuk menjalankan tugas tersebut,” jelas Syamsi Pomalingo.
Sesuai data BNPT, Gorontalo masuk urutan ke 2 dari 5 daerah rawan radikalisme. Menurut Syamsi Pemerintah pusat harus lebih tegas dalam menentukan sikap apalagi dalam hal memilih lokasi rehabilitasi untuk eks-ISIS.
“Gorontalo tingkat radikalismenya tinggi. Meskipun sejauh ini masih pada tataran ide dan gagasan saja, tapi harus diperhatikan bahwa jangan sampai pemulangan Eks-ISIS justru berpengaruh pada stabilitas daerah Serambi Madinnah ini,” jelas Syamsi Pomalingo yang juga pengurus NU Kabupaten Gorontalo tersebut.(dwi/habari.id)