Prof. Amir Halid : Buku “Mengayuh di Antara Gelombang” Punya Pesan Moral

oleh -45 Dilihat
Prof. Amir Halid pada diskusi buku "Mengayuh di Antara Gelombang" di Warkop Amal Gorontalo, Selasa (26/10/2021).
Prof. Amir Halid pada diskusi buku "Mengayuh di Antara Gelombang" di Warkop Amal Gorontalo, Selasa (26/10/2021).

HABARI.ID, KAMPUS I Buku “Mengayuh di Antara Gelombang” yang ditulis oleh Funco Tanipu dan Tarmizi Abas memiliki pesan moral. Hal ini disampaikan oleh Prof. Amir Halid pada diskusi buku tersebut yang diselenggarakan pada Selasa (26/10/2021) di Warkop Amal Gorontalo .

Amir mengatakan buku “Mengayuh di Antara Gelombang” adalah buku non-fiksi yang menceritakan dengan apa adanya aktivitas Rektor Universitas Negeri Gorontalo Dr. Eduart Wolok, ST., MT., selama memimpin Universitas Negeri Gorontalo.

banner 468x60

“Pesan moral yang pertama adalah kata gelombang itu sendiri. Kata gelombang itu identik dengan ekonom kapitalis, karna dia selalu naik turun. Kapitalis berlaku dan dapat diterima saat ini. Lawan dari kapitalis adalah sosialis yang sudah tumbang. Ekonomi sosialis cenderung susah untuk kita terima karena tidak begitu menghargai hak-hak ekonomi orang lain, sehingga menurut saya buku ini cocok untuk mengambil narasi gelombang itu”, jelasnya.

Dari sisi kebaruan buku “Mengayuh di Antara Gelombang”, Amir mensejajarkannya dengan buku biografi mantan Rektor Universitas Hasanudin Prof. Ahmad Amirudin yang diingat sebagai peletak ekonomi modern bagi warga Sulawesi Selatan.

“Prof. Ahmad Amirudin yang memiliki three concept itu, pertama adalah kewilayahan komoditas yang juga diangkat oleh pak Eduart saat ini dengan isu kawasan Teluk Tomini, maka Sulawesi Selatan Sukses menjadi lumbung pangan bukan saja nasional bahkan Internasional. Mudah-mudahan inspirasi yang diangkat disini yaitu isu kawasan menjadi bagian dari pemikiran pak Eduart Wolok yang bisa kita lihat”.

Lebih lanjut Amir mengungkapkan Sekolah Desa yang digagas oleh Rektor UNG sangat bagus. Saat ini, isu-isu ekonomi perkotaan mengalami kejenuhan.

“Sekarang dikenal ‘common to common economy’ bagaimana menumbuhkan ekonomi dari desa dengan memilih beberapa keunggulan yang ada disana, dan itu orientasinya ekspor merupakan sesuatu yang sangat baik untuk dikembangkan sehingga isu tentang Sekolah Desa ini, bagaimana meningkatkan kapasitas mereka kepala desa dan seterusnya itu sangat penting untuk terus ditingkatkan”.

Amir berharap, buku “Mengayuh di Antara Gelombang” akan terus ditulis dan semakin dipertajam sehingga ke depan akan menjadi ide atau teori-teori baru yang bisa digunakan di Gorontalo, nasional dan internasional. (Rls/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di


Tinggalkan Balasan