HABARI.ID I Pemilihan Rektor adalah hajatan demokrasi para akademisi. Memilih Rektor, juga ada makenisme tersendiri. Tidak hanya para anggota Senat Universitas yang diberi hak untuk menjaring, menyaring dan memilih.
Tapi juga ada suara Menteri Ristekdikti. Berdasarkan regulasi, ada 35 persen hak Menteri (voting block). Dan ini berlaku di perguruan tinggi negeri (PTN).
Terpilihnya Dr. Eduart Wolok, ST., MT sebagai Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) beberapa hari lalu, telah melalui mekanisme tersebut. Tapi ada yang memprotes hasil ini. Dan protes itu justru datang dari luar, bukan dari dalam kampus.
“Rustam Akili selaku Ketua Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi (APPERTI), berkomentar di salah satu media online. Katanya pemilihan tidak fair. Sudahlah …! Pemilihan Rektor UNG sudah selesai …” kata Mario Nurkamiden, alumni FSB UNG.
Menurut Mario, Pilrek (pemilihan Rektor) UNG jadi kisruh karena ada indikasi terlibatnya atau dilibatkannya politisi. “Pilrek telah usai. Tapi justru yang meradang adalah oknum politisi dan oknum dari kampus lain. Mereka sepertinya terlibat aktif memfasilitasi calon tertentu, menggunakan jaringan Ormas dan partai,” tegas Mario.
Sebagai alumni, Mario mengecam pernyataan Rustam Akili di media itu. “Tidak etis dan tidak pantas jika dirinya (Rustam. red), mengeluarkan pernyataan semacam itu. Dan ini jelas menganggu. Ini adalah urusan rumah tangga UNG,” kata Mario.
Mario menganggap, Rustam sudah mencampuri urusan “dapur” UNG. Mario mengatakan, UNG adalah kampus negeri. Tak ada hubungannya dengan organisasi yang dipimpin Rustam.
“Jadi aneh dan tidak elok rasanya jika Rustam seolah-olah seperti tidak menerima hasil Pilrek UNG dan bahkan mengkritik proses tahapan dan hasil Pilrek …”
Menurut Mario, lebih elok jika Rustam fokus saja dulu mengurus urusan kampus lain, seperti bagaimana upaya memperbanyak jumlah mahasiswanya dan lain sebagainya.
“Karena setahu saya Rustam adalah Ketua Dewan Pembina Yayasan Duluo Limo Lo Pohalaa Gorontalo yang Menaungi Pengelolaan Kampus Universitas Gorontalo di Limboto. Fokus saja dulu di situ,” kata Mario.(fp/habari.id)