HABARI.ID, MOJOKERTO I Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto menggelar kegiatan Pers Tour lokal yang dikemas dalam acara “Mblarah Bareng” dilaksanakan dalam empat hari berturut-turut yakni mulai tanggal 25 sampai dengan tanggal 28 Juli 2022.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mojokerto (Diskominfo) yang melibatkan semua anggota Media yang telah bekerja sama dengan Pemerintah kabupaten Mojokerto.
Sebanyak 100 orang jurnalis yang tergabung di data humas Kominfo Kabupaten Mojokerto, ini setiap hari digilir dan dibagi menjadi 4 group dengan kapasitas 1 hari 25 orang pewarta dengan tujuan wisata yang berbeda tempat.
“Mblarah bareng” ini dimaksudkan untuk memperkenalkan potensi wisata dan ekonomi kreatif yang ada di Kabupaten Mojokerto. Hari ini, Rabu ( 27/7/2022), rombongan dari Group 3 mengunjungi 3 tujuan wisata, diantaranya yang pertama kunjungan ke Kampung Majapahit yang terletak di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan kabupaten Mojokerto.
Kampung Majapahit ini merupakan central sejarah peninggalan kerajaan Majapahit. Banyak potensi wisata yang ditawarkan, mulai dari peninggalan sejarah seperti Candi Brahu.
Candi Brahu ini merupakan candi peninggalan kerajaan Majapahit yang dulunya berfungsi sebagai tempat pembakaran mayat raja-raja. Selain itu kampung Majapahit desa Bejijong ini juga menawarkan produk BUMDES yang wajib sekali dikunjungi bagi wisatawan yang tertarik dengan hal hal sejarah.
Produk BUMDES ini diantaranya adalah unit Wisata Usaha Ladewi, unit Usaha Cor Kuningan, unit Usaha Pengrajin Batik , unit Usaha Textile dan unit Usaha Tari.
Bagi wisatawan yang berkunjung di kampung Majapahit ini nantinya akan disuguhi dengan beraneka macam edukasi pengetahuan yang bisa menambah wawasan sejarah.
Wisatawan yang hadir tidak perlu meragukan lagi soal fasilitas selama berada di lokasi wisata ,karena semuanya sudah tercover oleh BUMDES kampung Majapahit ini.
Rute yang ke dua adalah kunjungan ke Ekowisata Waduk Tanjungan yang berada di desa Tanjungan Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Waduk ini adalah destinasi wisata yang berada di Kabupaten Mojokerto wilayah utara Sungai.
Dalam hal sejarah singkat diceritakan waduk ini memiliki usia 40 tahun yang dulunya merupakan sawah yang tidak produktif untuk bercocok tanam, akhirnya dimulai lah warga setempat bekerja sama dengan Pemerintah kabupaten Mojokerto untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi sarana irigasi bagi sawah setempat yang selalu gagal panen karena kekurangan air.
Semenjak waduk selesai dibangun hingga kini , warga Tanjungan pun tak pernah lagi mengalami gagal panen. Pengembangan hal ini disampaikan oleh Kades Tanjungan , Suparlik yang juga menjadi narasumber dalam acara pers tour ini menjelaskan bahwa pengelolaan Ekowisata Waduk Tanjungan sekarang ini sudah diolah oleh desa dan menjadi wewenang BUMDES Tanjungan.
Dulunya waduk Tanjungan ini masih di bawah pengelolaan Disporabudpar Kabupaten Mojokerto, akhirnya di tahun 2020 kami minta untuk dikelola oleh Desa sebagai mana untuk mendorong PAD desa Tanjungan untuk lebih berkembang “, jelas Suparlik.
Dengan bertiket masuk seharga lima ribu rupiah per orang , Ekowisata Waduk Tanjungan ini sangatlah menarik, selain nuansa alami dari suasana tempatnya yang luas dengan rindang pepohonan, banyak sekali hal-hal yang patut dicoba untuk singgah disini. Banyak kuliner khas pedesaan yang bisa dinikmati ketika mengunjungi Ekowisata Waduk Tanjungan.
Selain berwisata alam, para pengunjung juga bisa camping di sekitar halaman waduk yang sangat luas. Selain itu juga terdapat fasilitas kolam renang anak-anak, spot selfie dan lain sebagainya.
Kunjungan ke tiga yakni menuju ke Kampung Madu di desa Kemlagi kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Kampung madu Kemlagi ini juga dikelola BUMDES, banyak varian madu yang dihasilkan oleh petani madu desa Kemlagi ini.
Madu-madu yang dihasilkan ini sudah merambah pasar Nasional karena keasliannya. Sementara itu disampaikan oleh Kades Kemlagi, Abdul Wahab tahun 2019 mendapat reward dari pemerintah Provinsi sebesar 100 juta untuk mengembangkan potensi yang ada di desa Kemlagi.
Dikarenakan di Kemlagi ini banyak Mayoritas warga yang budidaya lebah akhirnya di plotkan untuk mengembangbiakkan ternak lebah. Beliau berharap nantinya potensi ternak lebah ini semakin berkembang dan bisa mendorong PAD desa. (Cha/Adv)