HABARI.ID, POLITIK | Yusri M. Helingo menjadi penantang baru pada Pemilihan Umum (Pemilu) lewat jalur Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Dia meyakini mampu merebut satu kursi senator di Senayan nanti setelah mendaftarkan diri ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo, Kamis (11/05/2023).
Yusri Helingo menegaskan jika setiap langkah untuk menuju kesuksesan, tidak luput dari halangan bahkan rintangan. Baik cibiran, cemoohan maupun ejekan sekalipun dirinya tetap teguh dengan keputusan mewakili rakyat Provinsi Gorontalo ke DPD RI.
“Semua akan kita hadapi dengan senyum, meski terasa pahit dan sakit. Sakitnya di sini,” ungkap Yusrin sambil menunjuk dada bagian kirinya dalam jumpa pers di kantor KPU Provinsi Gorontalo
Menurut Yusri, tak sedikit orang yang meragukannya melangkah ke tingkat DPD RI dan itu realita kehidupan yang harus diterima. Ia berharap, rasa pahit itu akan menjadi obat menuju kesuksesan dan memenangkan setiap pertarungan bahkan melawan incumben sekalipun meski dia sebagai pendatang baru.
“Harapan akan selalu menunggu setiap waktu. Apa yang terjadi hari ini adalah hasil rencana kemarin. Sedangkan apa yang akan terjadi besok, tergantung apa yang direncanakan hari ini,” jelasnya.
Menurutnya, masing-masing orang pasti ingin hidupnya bahagia, lahir dan batin. Terkadang seseorang mencari kebahagiaan dengan berbagai cara, tapi tak menemukannya. “Kebahagiaan itu dibuat, bukan dicari. Cara bahagia sederhana adalah ketika seseorang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Itulah motivasi saya untuk masuk sebagai calon anggota DPD RI,” kata Yusri.
Yusri memang sempat ciut melihat nama-nama besar yang menjadi bakal calon DPD RI, dan itu manusiawi. Apalagi beberapa tokoh telah melewati pengalaman panjang dalam meraih kesuksesan menjadi anggota DPD RI ataupun dalam jabatan politik lain.
“Sebagai pendatang baru, tentu rasa itu harus saya buang jauh-jauh dari perasaan dan pikiran saya. Bagi saya, persaingan semata-mata bukan dengan orang lain, tapi dengan diri kita sendiri. Kemenangan bukanlah memegang kartu yang bagus, tapi bagaimana memainkan kartu yang buruk dengan baik,” tandasnya. (dik/habari.id)