HABARI.ID, PROVINSI GORONTALO I “Jika benar pernyataan sepicik itu, maka Dia (Oknum Aleg DPRD Provinsi Gorontalo.red) berarti sama sekali tidak mengerti arti potimisme,” tegas Ketua AMPG Provinsi Gorontalo, Ghalieb Lahidjun, saat dimintai tanggapan soal dugaan tudingan oleh oknum aleg tersebut kepada Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, tentang rencana pembentukan lima DOB.
Ghalieb katakan, tudingan yang diduga disampaikan oknum Aleg DPRD Provinsi Gorontalo terhadap Gubernur Gorontalo Rusli Habibie itu, yakni kebohongan memperjuangkan pembentukan beberapa DOB di wilayah Provinsi Gorontalo.
“Perlu diketahui, sikap Gubernur tersebut bisa jadi adalah jawaban atas keinginan yang kuat dari masyarakat, dilima daerah calon DOB untuk segera berdiri sendiri sebagai satu daerah otonom baru ..,”
“Dalam rangka percepatan pembangunan wilayah dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Sehingga aktivitas yang dilakukan Rusli Habibie sejauh ini, adalah wujud dari ikhtiar dan optimisme yang kuat dalam memperjuangkan kesiapan pembentukan DOB tersebut ..,”
“Oleh karena itu, Sebagai politisi Golkar, Rusli Habibie justru tengah memaksimalkan peran jaringan politiknya untuk membantu perjuangan pembentukan DOB tersebut ..,”
“Toh selama ini juga, di semua calon DOB tersebut sudah terbentuk presidium pembentukannya di wilayah masing-masing, yang terdiri dari para tokoh-tokoh masyarakat ..,”
“Apakah dengan begitu oknum Aleg DPRD Provinsi Gorontalo juga sedang ingin mengatakan, bahwa mereka adalah pembohong juga, karena alasan masih adanya moratorium DOB oleh pemerintah pusat! ..,”
“Tentu tidak, sebap sekarang ini harus dipahami bahwa semua orang sementara berikhtiar untuk itu, sehingga jika oknum Aleg ini tidak mau berjuang bersama tidak masalah,
“Hanya lebih baik diam saja, itu sudah sangat membantu, setidaknya tidak membuat luka dihati masyarakat yang saat ini tengah memperjuangkan wilayahnya masing-masing,” terangnya.
Terakhir Ghalieb menyampaikan bahwa, sebagai orang yang lebih muda, Ia menyarankan kepada oknum Aleg DPRD Provinsi Gorontalo ini, agar diusia sudah senja sebagiknya mengatur adab berperilaku serta etika berbicara.
“Kritis itu bukan berarti tidak beradab, sebap yang sangat menghawatirkan itu adalah justru orang-orang yang dengan kelincahan lidahnya, begitu ringan menuding orang lain berdusta dan berbuat nista di depan publik ..,”
“Biasanya, itu karena dia selalu mengukur perilaku orang lain dari ukuran perilaku dirinya sendiri. Wallahualam Bisawab, semoga kita terhindar dari perilaku buruk seperti itu,” pungkas Ghalieb.(bnk/habari.id).