HABARI.ID, DEPROV | Peristiwa di Puskesmas Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara akhir bulan April lalu sempat heboh dan menjadi sorotan di media sosial. Keluhan akan layanan kesehatan itu bahkan sampai ke meja Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo, Senin (13/05/2024).
Dalam video yang beredar itu, seorang wanita mengekspresikan ketidakpuasan karena tidak adanya perawat di loket pelayanan Puskesmas Anggrek. Sebelum meninggalkan loker tersebut, petuas sempat meninggalkan pesan tertulis yang diletakan di atas meja.
“Petugas yang dinas, ada di ruangan jaga di bawah. Silahkan ketuk pintu atau tekan bel di bawah ini. Terima Kasih,” berikut pesan tertulis yang ditinggalkan petugas Puskemas Anggrek.
Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Gorontalo Utara Dekson Mopili, petugas kesehatan sedang izin untuk makan, namun meninggalkan pesan di loket pelayanan. Keluarga pasien mengeluhkan kurangnya kehadiran petugas di tempat pada saat pelayanan, menyebabkan kekecewaan mereka.
Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara telah merespon dengan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Dekson Mopili menegaskan bahwa peristiwa ini menunjukkan salah satu kekurangan dalam sistem yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat atau keluarga pasien.
“Sebagai tindak lanjut, Dinas Kesehatan merekomendasikan perbaikan alur jaga di Puskesmas Anggrek serta pentingnya meninggalkan pesan tertulis dengan nomor telepon yang dapat dihubungi oleh keluarga pasien. Sebenarnya (kejadian_red) ini tidak masalah, yang menjadi masalah adalah ketika petugas melakukan pelayanan tidak sesuai SOP atau salah melakukan tindakan,” ungkap Dekson Mopili.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Provinis Gorontalo Adnan Entengo membeberkan melalui rapat dengar pendapat yang hadiri Dinas Kesehatan Provinsi, Gorontalo Utara dan Puskesmas Anggrek itu melahirkan rekomendasi untuk segera dibereskan.
“Kita sudah serahkan kasus ini ke isntasi terkait untuk dipertemukan antara pihak keluarga dengan Puskesmas Anggrek. Apalagi sudah saling sindir di media sosial sehingga sampai ada laporan ke kantor polisi,” jelas Adnan Entengo.
Selain itu, Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo meminta kasus ini bisa diambil jalan tengah agar tidak dampak lain sehingga menimbulkan kerugian antara keduanya.
“Pada prisnipnya melaui kejadian ini ada hikmah untuk institusi kesehatan dan ke depan mudah-mudahan tidak terjadi lagi dengan ikhtiar layanan keshatan memperbaiki sesuai SOP,” tandasnya. (dik/habari.id)