HABARI.ID | Balai Arkeologi Sulawesi Utara melakukan riset di kawasan Benteng Kota Mas, Kwandang, Gorontalo Utara.
Penelitian arkeologi masa kolonial ini dipimpin Irna Saptaningrum, ia mengkoordinir sejumlah peneliti dengan berbagai keahlian.
Para peneliti melakukan penggalian tidak jauh dari reruntuhan bastion bersudut 8. Mereka menemukan sumur tua dan sejumlah struktur. “sumur tua ini berdiameter 2,8 meter, terbuat dari batu,” kata Orna Saptaningrum.
Irna Saptaningrum menjelaskam dari informasi lama disebutkan bahwa Benteng Kota Mas merupakan benteng batu yang luas, dindingnya tersusun dari batu karang dengan tebal satu depa, sedangkan tingginya mencaoai empat hasta.
Rumah petinggi, pos jaga, gudang, dan permandian yang ada di dalam benteng dijelaskkan terbuat dari batu karang. Sementara masyarakat yang tinggal di luar benteng membangun rumah dari kayu atau bambu.
“Bahan struktur sumur sebagian besar dari terumbu karang, ada juga andesit,” kata Agus Tri Hascaryo seorang Geo-arkeolog anggota tim peneliti. Temuan sumur dan sejumlah struktur ini semakin memberi informasi tentang Benteng Kota Mas ini.
Para arkeolog terus berpacu dengan waktu untuk mengungkap sedikit demi sedikit keberadan benteng tua yang tinggal reruntuhan ini.
“masih ada waktu untuk terus menggali, semoga ada temuan-temuan menarik di sini,” ujar Irna Saptaningrum.
Para arkeolog sudah menghabiskan waktu sepekan melakukan ekskavasi. Masih ada waktu sepekan lagi untuk menuntaskan penggalian.
Benteng Kota Mas merupakan benteng batu yang berada di tepi pantai. Benteng ini diduga dibangun oleh bangsa barat untuk mengamankan jalur pelayaran utara.
Balai Arkeologi Sulawesi Utara memiliki wilayah kerja 3 daerah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo. (sodiq/habari.id)