HABARI.ID, DEPROV | Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Provinsi Gorontalo menjadi momen refleksi bagi Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Adhan Dambea. Usai rapat paripurna, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menekankan perlunya pembenahan pada aspek kesejahteraan masyarakat.
Adhan Dambea mengungkapkan bahwa awal pemisahan Provinsi Gorontalo dari Sulawesi Utara berkaitan dengan persoalan kemiskinan. Namun, hingga saat ini, Provinsi Gorontalo masih masuk dalam lima besar daerah termiskin di Indonesia.
“Saya termasuk orang yang mengamati. Justru orang yang kemarin-kemarin biasa saja, setelah menjabat justru jadi kaya,” jelas Adhan, menyoroti dampak perubahan status provinsi terhadap kesejahteraan masyarakat, Selasa (05/12/2023).
Adhan juga menyampaikan keprihatinannya terkait beberapa pembangunan infrastruktur yang menghadapi hambatan hingga tak kunjung selesai, bahkan ada yang berhadapan dengan masalah hukum, seperti proyek Danau Limboto dan jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR).
“Kalau boleh saya katakan, tidak ada yang monumental selama 23 tahun ini, dan hampir semua proyek bermasalah hukum,” ungkap Adhan, mengkritisi kurangnya pembangunan yang berdampak positif pada kemajuan Provinsi Gorontalo.
Dalam konteks politik, Adhan Dambea juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momentum Pemilu 2024 dengan cerdas. Ia mendorong agar masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan hati nurani dan tidak terbuai oleh iming-iming finansial.
“Jangan hanya karena uang Rp100 ribu, masyarakat bisa terbuai untuk pilihan yang akan menentukan nasib selama lima tahun lamanya,” pesan Adhan kepada masyarakat.
Peringatan HUT Provinsi Gorontalo kali ini bukan hanya sebatas merayakan usia provinsi, tetapi mengajak semua elemen untuk merenung, berpikir, dan beraksi bersama menuju kemajuan dan kesejahteraan yang diidamkan seluruh masyarakat Gorontalo. (dik/habari.id)
