HABARI.ID, KOTA GORONTALO I Jantung menjadi salah satu penyakit mematikan khususnya di Provinsi Gorontalo. Selain nyawa pasien, penyakit jantung juga bisa mematikan ekonomi masyarakat karena biayanya cukup besar. Pelayanan penyakit jantung di Kota Gorontalo sendiri, sejak awal periode kedua Marten Taha sebagai Wali Kota Gorontalo sampai dengan masuk tahun keempat pemerintahannya, terus dilakukan pembenahan baik SDM, fasilitas sampai dengan biaya berobat.
Bidang kesehatan adalah salah satu program di istimewakan, dari berbagai program lain baik oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
Saking istimewanya, anggaran untuk bidang kesehatan lebih besar daripada program di bidang lainnya. Di Kota Gorontalo, salah satunya program pelayanan penyakit kronis di RSAS (Rumah Sakit Aloe Saboe) yakni jantung yang terus ditingkatkan.
Peningkatan pelayanan penanganan penyakit jantung di Ibu Kota Provinsi Gorontalo itu, sejak tahun 2019 lalu sudah dimulai Pemerintah Kota Gorontalo di RSAS Kota Gorontalo.
Diawali dengan kesuksesan Pemerintah Kota Gorontalo melalui RSAS Kota Gorontalo, membangun unit pelayanan penyakit jantung disebut Cardiac Center.
Sejak dibukanya pelayanan penyakit jantung di RSAS Kota Gorontalo, tidak hanya pasien asal dalam daerah merasakan pelayanan tersebut.
Akan tetapi, mereka yang berasal dari luar daerah baik Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan lain sebagainya, memilih berobat di RSAS Kota Gorontalo.
“Tujuan kami membangun Cardiac Center ini, bukan hanya menjadikan RSAS Kota Gorontalo rumah sakit rujukan satu-satunya di Provinsi Gorontalo ..,”
“Namun, bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat dari berbagai daerah. Termasuk mempermudah masyarakat baik dalam dan luar daerah, untuk berobat ..,”
“Dan sampai dengan saat ini, pelayanan penyakit jantung di Cardiac Center Alhamdulillah sukses ..,”
“Hal ini tentu tidak luput dari perjuangan Pemerintah Kota Gorontalo, untuk meningkatkan pelayanan khususnya penyakit jantung, yang terus berkelanjutan sampai dengan saat ini,” ujar Direktur RSAS Kota Gorontalo dr. Andang Ilato.
Dapat Dukungan Kemenkes jadi Pusat Pelayanan Empat Penyakit Kronis
RSAS Kota Gorontalo selain mendapatkan dukungan Pemerintah Kota Gorontalo, juga menerima dukungan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) RI, untuk melebarkan sayap dalam pelayanan penanganan penyakit kronis.
Kalin ini bukan hanya penyakit jantung saja, akan tetapi ada tiga penyakit kronis lainnya masing-masing stroke, kanker dan ginjal saluran kencing.
Direktur RSAS Kota Gorontalo dr. Andang Ilato jelaskan, perjuangan Pemerintah Kota Gorontalo dan RSAS Kota Gorontalo untuk mewujudkan cita-cita masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan, tidak hanya diatas kertas saja.
Akan tetapi realitanya sudah dimulai sejak jauh hari, mulai dari mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) atau dokter spesialis dan perawatnya, lahan, gedung dan fasilitas penunjang lainnya.
“Kami merencanakan di tahun 2024 akan datang, RSAS Kota Gorontalo sudah bisa melakukan operasi jantung terbuka ..,”
“Hal ini tentunya melihat dukungan dari dari Kemenkes RI serta kerjasama yang kami jalin dengan RS Jantung Harapan Kita, yang memperoleh hasil positif saat kami dan Wali Kota Gorontalo melakukan kunjungan beberapa waktu lalu ..,”
“Lahan kami sudah punya, sementara untuk gedungnya kami merencanakan gedung bedah jantung akan satu bangunan dengan bedah saraf ..,”
“Sebelumnya dalam penyediaan lahan, kami sempat dapat tawaran dari masyarakat dengan pola ganti untung, namun batal dan tidak berlanjut ..,”
“Akhirnya, kami pun akan menggunakan lahan milik RSAS Kota Gorontalo sendiri yang tepat berdekatan dengan IGD (Instalasi Gawat Darurat) ..,”
“Ini tentunya lebih mempermudah kami menangani pasien bedah jantung dan bedah saraf, karena berdekatan dengan IGD ..,”
“Lahan yang kami ambil luasnya sekitar 1.300 meter, yang direncanakan dibangun gedung dua lantai dan siap dilengkapi dengan alat-alat kesehatan yang disupport dari Kemenkes RI,” jelasnya.
Bicara soal pengadaan fasilitas bedah jantung dan bedah saraf, tentu biayanya sangat besar. Dan RSAS serta Pemerintah Kota Gorontalo sendiri, berterima kasih kepada Kemenkes RI yang sudah besedia mengadakan fasilitas tersebut.
“Kami RSAS dan Pemerintah Kota Gorontalo, diminta Kemenkes RI hanya menyediakan infrastrukturnya, untuk fasilitas penunjangnya itu dari Pemerintah Pusat ..,”
“Kalau bisa kami gambarkan, biaya cukup fantastik antara Rp 60 miliar sampai dengan Rp 100 miliar ..,”
“Hibah yang diberikan Kemenkes RI kepada kami bukan dalam bentuk uang atau dana, tetapi barang atau alat-alat kesehatan,” terangnya.
SDM Berkualitas jadi Utama
JAUH sebelum memiliki Cardiac Center dan sekarang mulai menjajaki menuju rumah sakit jantung pertama di Provinsi Gorontalo, RSAS Kota Gorontalo sudah memiliki SDM atau dokter spesialis jantung.
Peningkatan pelayanan kesehatan yang dilakukan RSAS Kota Gorontalo pun beriringan dengan pemantapan SDM, termasuk pesialis jantung dan bedah saraf, serta perawat.
“Sejak dulu kami sudah memilik SDM yang berkualitas, termasuk spesialis jantung. Bahkan ada tujuh perawat yang kami kirim melalui program beasiswa dari Kemenkes RI, untuk meningkatkan kapasitas mereka ..,”
“Meski demikian, kami tetap masih membutuhkan SDM. Dan untuk rencana pelaksanaan operasi bedah jantung nanti, kami masih tetap butuh pendampingan dari unsur RS Jantung Harapan Kita ..,”
“Termasuk operasi bedah saraf, meski kami memiliki dokter spesialis bedah saraf, tetapi butuh pendampingan dari RS PON (Pusat Otak Nasional) ..,”
“Pendampingan ini, juga bagian dari dukungan Kemenkes RI guna menjaga aksesibilitas pasien terhadap pelayanan,” ungkapnya.
RSAS jadi Solusi Masyarakat Kurang Mampu Berobat Sakit Jantung
BIAYA penanganan penyakit jantung dan saraf kata Direktur dr. Andang Ilato, sering menjadi beban besar setiap keluarga pasien.
Karena bukan hanya anggaran pengobatan saja yang diperhitungkan, tetapi ongkos transportasi pasien dan keluarganya yang menjadi persoalan utama.
Nah, kedepan keberadaan RSAS Kota Gorontalo yang akan menjadi rumah sakit rujukan penyakit jantung dan saraf pertama di Provinsi Gorontalo, Ia berharap tidak hanya meringankan beban masyarakat yang mampu, tetapi juga kurang mampu.
“Bicara penanganan penyakit jantung, tentu tidak murah biayanya. Apalagi masyarakat sekarang ini lebih banyak berobat di luar Gorontalo, atau Jakarta ..,”
“Kedepan, kami akan terus berupaya agar RSAS Kota Gorontalo bisa melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan, baik mereka yang mampu dan kurang mampu ..,”
“Jika masyarakat punya BPJS, maka lebih mudah lagi. Bahkan biaya transportasi mereka tidak semahal mereka harus ke Jakarta. Kerana RSAS hanya di Gorontalo,” bebernya.
RSAS Jajaki Calon Investor Pembangunan Gedung Bedah Jantung dan Saraf
KOMITMEN Pemerintah Kota Gorontalo dan RSAS Kota Gorontalo, menjadikan Kota Gorontalo sebagai daerah rujukan satu-satunya pelayanan dan penanganan penyakit jantung dan penyakit kronis lainnya, masih berkelanjutan.
Diawal tahun 2023 tepatnya Senin (09/01/2023), rombongan Pemerintah Kota Gorontalo dan RSAS Kota Gorontalo yang dipimpin Wali Kota Gorontalo Marten Taha, mulai menjajaki calon investor yang siap membangun gedung bedah jantung dan saraf.
Direktur RSAS Kota Gorontalo dr. Andang Ilato katakan, penjajakan kerjasama tersebut belum final.
“Penjajakan calon investor yang akan membangun gedung bedah jantung dan saraf ini, belum berkahir. Tadi (Senin 09 Januari 2023.red), adalah pertemuan pertama kami ..,”
“Kami berkomitmen, untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan gedungnya, tentu melalui koordinasi ..,”
“Konsultasi dan komunikasi yang kami bangun secara terpadu baik dengan Kemenkes RI, RS Jantung Harapan Kita dan Pemerintah Kota Gorontalo,” terangnya.
RSAS jadi Rumah Sakit Pendidikan
RSAS Kota Gorontalo, selain menjadi rumah sakit rujukan pertama dan satu-satunya di Provinsi Gorontalo, rumah sakit milik daerah itu resmi menjadi rumah sakit pendidikan pertama di Provinsi Gorontalo.
Direktur RSAS Kota Gorontalo, dr. Andang Ilato katakan bahwa RSAS Kota Gorontalo memang sudah lama direncanakan menjadi rumah sakit pendidikan.
Dukungan itu tidak hanya datang dari Pemerintah Kota Gorontalo dan Perguruan Tinggi Negeri atau Universitas Negeri Gorontalo saja, melainkan mengalir dari Kemenkes RI.
“Kemarin RSAS menuju RS Pendidikan sudah dilakukan visitasi oleh Kemenkes RI, termasuk asosiasi pendidikan kedokteran ..,”
“Layak tidaknya RSAS Kota Gorontalo menyandang status sebagai RS Pendidikan, bergantung dari hasil penilaian yang dilakukan oleh beberapa unsur lembaga termasuk Kemenkes RI ..,”
“Dari hasil visitasi, ada sinya positif dari tim bahwa proses menuju rumah sakit pendidikan adanya informasi tentang penerbitan surat keputusan dari Kemenkes RI dari Menkes RI langsung ..,”
“Dan menariknya lagi, sesuai informasi yang kami terima, bahwa di Bulan Februari tahun 2023 RSAS Kota Gorontalo sudah bisa menerima dokter muda untuk melakukan praktik di RSAS ..,”
“Artinya, RSAS Kota Gorontalo sudah memiliki legitimasi sebagai rumah sakit pendidikan, meski SK nya akan diterbitkan di Bulan Januari atau Februari ..,”
“Hal ini, tentu menjadi kabar gembira bagi generasi muda baik di Provinsi Gorontalo dan luar Gorontalo, yang ingin berkiprah sebagai dokter,” pungkasnya.(bnk/habari.id).