HABARI.ID I “Tanpa media yang sehat, politik di daerah rentan konflik dan disinformasi,” begitu kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Gorontalo, Erwinsyah Ismail, saat memberikan materi pada kegiatan sosialisasi pendidikan politik untuk pelajar, OKP dan media massa, Selasa (18/11/2025) di gelar Kesbangpol Provinsi Gorontalo.
Menurut Erwinsyah Ismail, sosialisasi pendidikan politik yang melibatkan sebagian besar adalah generasi muda itu, sangat penting dan strategis. Sebab memberikan dampak positif terhadap pola pikir generasi muda, dalam menyikapi kondisi politik di daerah.
“Stabilitas politik di daerah sangat dipengaruhi oleh arus informasi. Media menjadi aktor penting yang menghubungkan pemerintah daerah, masyarakat dan elit politik. Maka dari itu, saya mengapresiasi Kesbangpol Provinsi Gorontalo sudah menggelar kegiatan ini, apalagi melibatkan generasi muda dari berbagai profesi dan status,” ujar Erwinsyah Ismail, yang juga Sekretaris Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo.
Dalam kesempatan itu Erwin Ismail yang juga Ketua IMI Gorontalo itu, turut menyampaikan materi tentang fungsi media. Diantaranya, berfungsi sebagai pemberin informasi, edukasi, kontrol sosial dan saluran aspirasi.
“Fungsi media sebagai pemberi informasi, tentu harus menyampaikan fakta dan perkembangan politik di daerah yang valid. Demikian pula fungsi media sebagai edukasi, dimana memberikan pemahaman terkait isu publik. Media sebagai kontrol sosial, misal mengawasi tindakan pemerintah dan terakhir media sebagai saluran aspirasi, dimana media adalah wadah ekspresi publik,” ungkap Erwin.
Dihadapan puluhan pelajar dan OKP yang merupakan peserta kegiatan tersebut, Erwin Ismail juga menyampaikan tentang peran media dalam stabilitas politik daerah. Hal tersebut sangat penting, mengingat generasi muda dalam hal ini pelajar dan OKP, adalah bagian dari target penyebar luasan informasi.
“Peran media dalam stabilitas politik daerah bersifat ganda. Media bisa menjadi pilar penjaga stabilitas, atau justru menjadi pemicu instabilitas. Terutama dalam konteks seperti Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), atau pengawasan kebijakan pemerintah daerah ..,”
“Maka dari itu pentingnya tiga fungsi, seperti penyebar informasi dan transparansi dalam hal ini menyediakan informasi yang akurat, objektif, dan berimbang mengenai kebijakan Pemda, kinerja pejabat. Serta rekam jejak calon kepala daerah. Transparansi ini mengurangi kecurigaan dan membangun kepercayaan publik ..,”
“Kemudian sebagai fungsi kontrol, dimana media berperan sebagai pengawas jalannya pemerintahan dan proses demokrasi di daerah (seperti Pilkada). Dengan mengungkap penyalahgunaan wewenang, korupsi, atau kecurangan, media membantu menegakkan akuntabilitas dan mencegah ketidakpuasan sosial yang bisa meledak menjadi konflik. Terakhir media wadah pendidikan politik, dimana mendidik masyarakat agar melek politik, memahami hak dan kewajiban mereka, serta membuat keputusan yang rasional dalam pemilihan. Ini mendorong partisipasi yang sehat,” jelas Erwin.
Terakhir, Erwin Ismail menyimpulkan ada tiga poin penting dan strategis dalam sosialisasi pendidikan politik tersebut, yang harus menjadi perahtian peserta terutama media sebagai corong publik. Sebab, informasi yang dilahirkan media akan memberikan dampak tehadap pembentukan pola pikir masyarakat, terutama generasi muda seperti pelajar.
“Tiga poin penting sebagai kesimpulan itu diantaranya, pertama media memiliki peran penting dan strategis dalam menjaga stabilitas politik daerah. Kedua butuh kolaborasi media, pemerintah dan masyarakat agar informasi yang beredar sehat dan membangun. Terakhir, media yang bebas, bertanggungjawab dan profesional adalah fondasi demokrasi lokal,” pungkas Erwin.(bm/habari.id).







