Diamnya Gubernur Gusnar Ismail itu, Emas: Terdengar Sampai ke Tingkat Nasional

oleh -103 Dilihat
oleh
Istimewa.(habari.id).

HABARI.ID I Diam itu emas, bicara itu perak. Meski berbicara itu berharga, maka diam lebih bijaksana. Pepatah ini tepat ditujukan kepada Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, yang lebih bijaksana menyikapi berbagai persoalan di tengah masyarakat dan daerah, dengan cara diam dan fokus bekerja mencarikan solusi. 

Walhasil, diamnya seorang Gusnar Ismail, Gubernur Gorontalo terdengar sampai ke tingkat Nasional. Provinsi Gorontalo menduduki posisi teratas, peringkat satu Nasional dalam menangani konflik sosial di tahun 2025 dengan skor 113 persen. 

Skor 113 persen tentu bukan sebatas formalitas angka belaka. Tetapi wujud dari realisasi, bahkan kebijaksanaan seorang pimpinan daerah yang menjadi panutan seluruh masyarakat. Diniatkan dengan lisan, direncanakan dengan matang dan direalisasikan dengan tindakan yang positif bermanfaat. 

Seperti yang pernah disampaikan Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, bahwa diamnya seorang Gubernur bukan berarti tidak bekerja. Tetapi mencarikan solusi atas persoalan yang tengah dihadapi masyarakat, dengan cara fokus bekerja. 

“Jika persoalan itu di terima saat berdiri, maka terlebih dahulu duduklah. Kemudian terima dengan tulus persoalan itu pikirkan secara teori, regulasi dan kebijakan. Terkahir realisasikan solusinya. Hasilanya pasti baik. Masyarakat puas menerima solusi itu, kita di pemerintahan dapat dampak positifnya. Ingat, diamnya Gubernur, itu tandanya fokus bekerja untuk rakyat dan daerah,” ujar Gubernur di salah satu kegiatan besama masyarakat.

Memang tidak serta merta dan tidak mudah bagi Provinsi Gorontalo menempati peringat pertama secara nasional, dalam pelanganan konflik sosial. Apalagi prestasi itu diumumkan dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Rencana Aksi Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Tingkat Provinsi Tahun 2025, yang di gelar Kemendagri RI. 

Prestasi ini tercipta tentu tidak terlepas dari kedewasaan seorang pemimpin dalam menakhodai sebuah daerah, terutama dalam hal koordinasi, komunikasi, konsultasi dengan berbagai lembaga baik itu Legislatif, TNI, Polri hingga tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, dan organisasi  mahasiswa dalam menangani persoalan konflik sosial. 

Seperti saat Gubernur Gorontalo, Wakil Gubernur Gorontalo, Ketua DPRD Provinsi Gorontalo dan Kapolda Gorontalo, duduk sama rata dengan bersila bersama ribuan mahasiswa yang tengah menggelar aksi. 

Tidak hanya itu saja, posisi peringkat pertama di tingkat nasional dalam penanganan konflik sosial yang diduduki Provinsi Gorontalo, tidak terlepas dari menurunnya angka kriminalitas di daerah. Hal tersebut pun merupakan hasil dari kolaborasi semua unsur terkait, terutama TNI, Polri dan masyarakat di masing-masing wilayah yang sejalan dengan visi misi pemeritah daerah.

Menarikanya dalam meredam konflik dan keresahan di tengah masyarakat, bukan hanya sekali saja dilakukan Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail. Seperti belum lama ini saat kunjungan kerja di Kecamatan Bilato, Gubernur Gusnar Ismail dengan sigap menyikapi persoalan masyarakat di Desa Juriya, atas aktivitas alat berat (Excavator.red) yang diduga untuk aktivitas pertambangan tanpa izin. 

Demi kepentingan masyarakat dan petani, Gubernur langsung menginstruksikan Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk menurunkan alat berat tersebut. 

“Saya melintasi Desa Juriya, memang saya lihat ada aktivitas excavator. Saya sampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, cepat diturunkan excavator itu. Sempat pemilik alat berat itu sampaikan, bahwa alat berat itu dalam kondisi rusak. Tetapi sampaikan kepada pemilik alat berat itu, saat saya melintasi jalan di Desa Juriya, terlihat alat berat itu beroperasi. Maka cepat diturunkan, karena tidak ada izin,” tegas Gubernur saat itu.(bm/habari.id).

Baca berita kami lainnya di