Thariq : Melihat Kasus Stunting Dari Sisi Ekonomi

oleh
Stunting Dari Sisi Ekonomi
Thariq Modanggu saat memimpin Rapat Lintas Sektor
banner 468x60

HABARI.ID I Beberapa tahun terakhir, ada sebanyak 50 kasus stunting yang terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara. Jumlah ini membuat Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara mencari cara yang lebih efektif untuk menekan masalah yang berdampak besar terhadap generasi bangsa di masa mendatang.

Pada gelar Rapat Koordinasi Lintas Sektor Penyusunan Dokumen Perencanaan Kasus Stunting, Selasa (12/07/2022) Bupati Gorontalo Utara mendapati masih lemahnya data terkait kasus tersebut. Untuk itu dia mengajukan perlu adanya riset yang matang.

Thariq mengajak jajaran OPD untuk mengulik lebih dalam terkait hadirnya keterhubungan antara kasus stunting dengan 3 faktor utama. Menurut bupati yang juga dikenal sebagai tokoh akademisi itu, 3 faktor itu tak lain yakni sisi ekonomi, literasi atau pendidikan, dan kesadaran.

“Saya belum menemukan riset yang menguak secara lebih matang terkait data penunjang kasus stunting jika dilihat dari sisi ekonomi, literasi atau pendidikan, dan kesadaran. Karena dari 3 sisi ini kita bisa melihat keterhubungannya dengan kasus stunting,” ungkap Thariq.

Thariq menguraikan pandangan itu lebih dalam, kata dia jika kasus stunting bisa di kelasifikasikan pada sisi ekonomi maka akan terjawab seberapa pengaruhnya ekonomi dengan kasus tersebut.

“Setiap Ibu hamil membutuhkan gizi yang cukup, pemenuhan gizi itu berhubungan dengan ekonomi, pemenuhan gizinya bukan saat masa kehamilan bahkan lebih awal sebelum proses kehamilan tersebut. Dari data ekonomi itu juga kita bisa tahu, apakah benar faktor ekonomi yang mempengaruhinya, jangan sampai ada kasus stunting malah juga berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang mapan,” urainya.

Berbagai program pendampingan kesehatan kehamilan sudah dilakukan oleh pemerintah, namun hal itu belum cukup, kurangnya literasi atau tingkat pendidikan juga menjadi penyebab tingginya angka kasus kesehatan yang menyerang anak sejak dalam kandungan tersebut.

“Kasus itu juga harus ada data terkait tingkat pendidikan, ini memang tarikan yang cukup jauh, tapi faktanya tingkat literasi seseorang akan memberikan gambaran apakah kasus tersebut terjadi kepada mereka yang melek berpengetahuan atau mereka yang tidak..,”

“Sebab dasar utama untuk mencegah stunting ini adalah pengetahuan masyarakat atas pencegahan kasus ini, upaya sektor yang bertanggung jawab bukan sebatas sosialisasi, tetapi menemukan keterhubungannya,” ungkap Thariq.

Thariq juga berharap masyarakat untuk dapat mendukung upaya pemerintah dalam penyelesaian kasus kesehatan itu. Untuk itu, dirinya mengajak masyarakat agar bisa menumbuhkan kesadaran atas bahaya stunting.

“Kesadaran itu penting, jangan sampai, setelah diberikan program dan sosialisasi, dan ternyata ekonominya mapan dan punya literasi yang cukup tapi abai atas hal ini karena kesadarannya tak ada, ini juga menghambat,” jelasnya.

Secara idealnya, Thariq berharap pelayanan dan pendampingan masyarakat untuk penyelesaian stunting bukan sebatas pemberian gizi saat hamil atau saat kasus tersebut mencuat. Tetapi lebih dari itu, dia sedikit mengambil contoh tentang tata kelola pelayanan masyarakat di belahan dunia barat, yang menurutnya begitu tertata.

Seperti tentang adanya kesadaran masyarakat untuk melakukan konsultasi sebelum memilih punya anak. Pelayanan kesehatan pun secara profesional melakukan pengecekan untuk mengetahui kesiapan dan kelayakan pasangan suami istri untuk memiliki anak. Dengan adanya kesadaran dan perencanaan awal wajar bila begitu banyak generasi unggul di belahan negara maju itu.

“Sesuai ajaran Islam kita tidak boleh membiarkan generasi kita lahir dengan keadaan tidak sehat, dalam Surat an-Nisa (9) ‘Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak lemah, itu berarti menjadi tanggung jawab kita secara tugas kenegaraan dan kewajiban kita di mata Tuhan Yang Maha Esa,” jelasnya. (Wi/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan