Tentang Marten Taha dan “Pendamping Barunya”

oleh
Wali Kota Gorontalo Marten Taha dan Wakil WAli Kota Gorontalo Ryan F. Kono saat mengikuti Apel Perdana usai Cuti Lebaran, Senin (10/06/2019)
banner 468x60

HABARI.ID, KOTA – Marten Taha merasakan sesuatu yang baru di hari pertama periode kedua. Sesuatu yang lumayan lama tidak dia rasakan, terhitung sejak mundurnya Wakil Wali Kota di periode pertama. “Sesuatu yang baru” ini, tentu saja, ada kaitannya dengan kehadiran pendamping barunya.

“Kita dilantik 2 Juni. Setelah itu sudah cuti bersama. Dan Senin (10/06/2019), ini menjadi hari pertama saya dan wakil saya, masuk kantor dan bekerja.

Ini juga sekaligus menjadi hari pertama di periode kedua saya menjabat Wali Kota. Saya merasakan ada sesuatu yang agak lain, dan beda memang,” ungkap Marten saat berbincang lepas dengan sejumlah pewarta di rumah dinas jabatan Wali Kota Senin sore menjelang Magrib.

Beberapa bulan sebelum berakhir masa jabatan periode pertama atau pasca mundurnya Wakil Wali Kota, Marten merasa agak berat dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Seorang diri, ia harus menyelesaikan semua urusan pemerintahan.

“Kehadiran Wakil Wali Kota yang baru (Ryan F. Kono), membuat saya lebih leluasa. Kerja-kerja mulai bisa terdistribusi. Untuk urusan koordinasi dan beberapa urusan lainnya, diserahkan ke Wakil Wali Kota,” ungkap Marten.

Ryan Kono, kata Marten, punya semangat kerja tinggi. Ryan punya pengalaman dan kemampuan managerial yang baik. “Ryan pernah memimpin HIPMI. Kemampuan managerialnya di bidang bisnis juga bagus. Kemampuan managerial ini sangat dibutuhkan di pemerintahan,” kata Marten.

Hanya saja, kata Marten, Ryan tetap masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kultur kerja birokrasi.

“Di awal menjabat sebagai Wali Kota di periode pertama, saya harus beradaptasi dengan budaya kerja dunia birokrasi, kendati saya lama di lembaga legislasi.

Demikian pula halnya dengan Ryan yang butuh waktu untuk beradaptasi. Butuh adaptasi karena pengambilan keputusan di birokrasi harus mempertimbangkan banyak hal. Mempertimbangkan aspek regulasi, dan aspek lainnya,” kata mantan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo ini.

Mencegah Pecah Kongsi.

Periode pertama, menjadi pengalaman dan pelajaran berharga bagi Marten Taha. Masalah retaknya hubungan, sampai pada pecah kongsi, bisa terjadi kepada siapa saja kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dan rata-rata penyebabnya adalah masalah politik.

“Ini bisa menimpa dan dialami siapa saja kepala daerah. Ada dua faktor yang jadi penyebab pecah kongsi; faktor internal dan eksternal. Misalnya, ada problem internal terekspos keluar, kemudian ditanggapi politis oleh pihak lain, atau sebaliknya. Jika ini terjadi, maka kemungkinan pecah kongsi itu ada,” kata Marten.

Sedapat mungkin Marten akan mencegah terjadinya hal-hal yang bisa menyebabkan pecah kongsi. “Selama ada upaya untuk saling memahami antara satu sama lain, maka hal itu tak akan terjadi,” tandas Marten. Di periode kedua ini, Marten akan fokus pada realisasi program-program yang erat hubungannya dengan kepentingan publik. Disamping menuntaskan program sebelumnya.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Ryan Kono, sempat hadir mendampingi Wali Kota di sidang Paripurna Tingkat I DPRD Kota Gorontalo dalam rangka Penyampaian Ranperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018.(fadli/habari.id)

 

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan