Mo Karawo; Asah Kreativitas, Merawat Tradisi Menyulam

oleh
Sekda Darda Daraba (kemeja merah) didampingi Kadis Pariwisata Rifli Katili foto bersama para peserta lomba Mo “Karawo” Tradisional Handmade di gedung Bele Li Mbui, Jumat (4/10/2019). [Foto–Adit]
banner 468x60

HABARI.ID I Event pariwisata Gorontalo Karnaval Karawo (GKK) yang kesembilan kalinya dilaksanakan oleh Pemprov Gorontalo bekerja sama dengan Kantor Perwakilan BI Gorontalo.

Selain mempromosikan Karawo sebagai sulaman khas Gorontalo, ini juga menjadi ajang untuk menggali potensi dan kreativitas pengrajin melalui berbagai lomba. Salah satunya lomba Mo Karawo Tradisional Handmade yang diselenggarakan di gedung Bele Li Mbui, Jumat (4/10/2019).

Sekda Darda Daraba yang membuka kegiatan tersebut mengatakan, lomba ini mengajak para pengrajin untuk meningkatkan keterampilan dalam rangka mendesain, mengiris, menyulam, dan mengikat.

“Keempatnya ini pasti membutuhkan keterampilan. Kalau keterampilan ini selalu di asah terus menerus maka karawo ini saya pastikan tidak kalah dengan kain kain lainnya,” kata Sekda Darda berharap perlombaan ini bisa memberikan efek yang baik.

“Kalau ini bisa bagus, bisa meningkatkan keterampilan ibu ibu, bisa memperlihatkan hasil yang memuaskan …”

“Tentunya kalau dipasarkan bisa laku di pasar lokal maupun internasional yang dampaknya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gorontalo itu sendiri,” harap Darda.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Rifli Katili mengatakan lomba ini merupakan kegiatan yang ke empat dari rangkaian pelaksanaan Gorontalo Karnaval Karawo 2019 yang mengusung tema; Wonderful Celebes.

Kegiatan ini diharapkan agar para pengrajin ini menemukan pola yang baru sesuai dengan kebutuhan pasar dan layak untuk dijual. Karawo tidak lagi milik orang Gorontalo tapi sudah meluas hingga ke manca negara.

“Ini tentunya satu kebanggaan untuk kita semua,” ujar Rifli

Rifli juga mengatakan, ada yang menarik dari lomba ini, selain diikuti 44 pengrajin Karawo dari kabupaten kota se Provinsi Gorontalo, lomba ini juga mengikut sertakan anak-anak Sekolah Dasar dan SMK.

“Mereka (anak sekolah) bukan peserta tapi diikutkan untuk memotivasi anak-anak yang tujuannya agar mereka punya inovasi , kreativitas dan tidak terpaku pada motiv dan pola yang lama,” tandas Rifli.

Untuk penilaian lomba ini dilihat dari aspek keindahan mengiris, keindahan menyulam dan keindahan mengikat.(hms/pmprv/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan