Lansia Butuh Perhatian Lebih

oleh
Anggota DPR RI, Idah Syahidah Rusli Habibie yang juga pemerhati Lansia, saat berdialog dengan Lansia pada kegiatan Bakti Sosial, Ahad (17/11/2019)
banner 468x60

HABARI.ID I Menjadi tua (Lansia), adalah takdir bagi orang-orang yang diberi “nikmat” panjang umur. Setiap individu manusia akan mengalami ini.

Tapi bagaimana cara menghadapi usia tua, dan problem yang dihadapi para Lansia, pemerintah setidaknya telah mengidentifikasi tiga hal, pertama, menurunnya kemampuan fisik dan mental; kedua, masalah ekonomi yang disebabkan menurunnya produktivitas kerja; ketiga, masalah sosial yang muncul sebagai akibat dari perubahan pola kehidupan dan sistem sosial di keluarga.

Lansia, jelas membutuhkan perhatian lebih, tidak hanya dari pemerintah dan lembaga lainnya dalam bentuk program intervensi, melainkan juga dari keluarga dalam bentuk kasih sayang.

“Kita semua akan menjadi tua. Dengan kita memperlakukan Lansia sebaik mungkin dan memperhatikan mereka, maka tidak menutup kemungkinan kelak kita tua nanti, juga akan diperhatihan orang lain …,”

“Seperti kegiatan Bakti Sosial ini, yang setidaknya bisa menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi Lansia pada umumnya,” ungkap Idah Syahidah Rusli Habibie, saat menghadiri giat Bakti Sosial Pengobatan dan Pemeriksaan Kesehatan oleh Dokter Spesialis bagi para Lansia yang prakarsai Yayasan Putra Mandiri bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Gorontalo.

Anggota DPR RI yang kerap terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial ini, setidaknya mengisyaratkan dua hal penting; simpati dan empati. Bersimpati, didefinisikan sebagai kemampuan untuk ikut serta merasakan apa yang dirasakan orang lain (Lansia).

Sedangkan berempati lebih kepada keadaan yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain atau kelompok lain.

Soal bagaimana mengatasi masalah yang dihadapi Lansia, Idah mengatakan perlu adanya gerakan masif yang melibatkan banyak unsur.

“Saya sarankan kepada Yayasan Putra Mandiri agar membuat MoU dengan Dinas Sosial Provinsi, Kabupaten/Kota, dan menjadikan kegiatan seperti ini sebagai agenda rutin. Dan bekerjasama dengan lintas sektor,” kata pemerhati Lansia dan Disabilitas itu.

Sementara itu, Ketua Yayasan Putra Mandiri, Raden N. Sahi mengatakan, selain tetap memerhatikan Lansia, pemerintah melalui Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas agar semua binaannya mendapatkan modal usaha untuk disabilitas yang masih produktif yang berjumlah 86 orang.(rls/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan