Festival Kaaruyan; Mengokohkan Semboyan “Torang Samua Basudara”

oleh
Atraksi Tarian Kabasaran asal Minahasa, Sulawesi Utara yang ditampilkan pada Festival Kaaruyan di Desa Kaaruyan, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, Minggu (28/7/2019). Tari Kabasaran yang dimainkan oleh Sangar Budaya Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara itu biasa dimainkan untuk menyambut tamu-tamu yang datang. (Foto: Salman-Humas).
banner 468x60

HABARI.ID, BOALEMO – Warga etnis Minahasa yang menetap di Desa Kaaruyan, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo menggelar Festival Kaaruyan. Puncak festival yang dimulai sejak tanggal 25 Juli 2029 itu ditandai dengan acara Pengucapan Syukur oleh umat Kristiani setempat, Minggu (28/7/2019).

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie didampingi isteri Idah Syahidah dan sejumlah pimpinan OPD hadir untuk memeriahkannya. Hadir pula Bupati Boalemo Darwis Mooridu serta Wakil Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) Pusat Rudy Sumampouw.

Festival Kaaruyan diisi dengan sejumlah acara di antaranya karnaval dan pagelaran seni budaya, seminar budaya serta Kaaruyan Open Turnament PUBG 2019 yang diikuti oleh peserta dari Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

“Kegiatan ini merupakan kali kedua yang kami laksanakan. Tujuannya untuk menjaga eksistensi pelestarian keragaman budaya di Kaaruyan, sebab sebagaimana diketahui desa kami menjadi salah satu desa wisata budaya di Boalemo,” jelas Kepala Desa Kaaruyan, Ronal Ch Rampi.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengapresiasi Festival Kaaruyan. Menurutnya, festival ini membuktikan bahwa Gorontalo terdiri dari beragam etnis, suku dan agama. Salah satunya suku Minahasa dengan identitas agama kristiani yang dianut.

“Berbicara KKK (komunitas warga Minahasa), masyarakat Gorontalo juga ada KKIG (Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo), ada juga KKIJ (Kerukunan Keluarga Indonesia Jawa). Keberagaman budaya, etnis dan agama ini menjadi kekuatan kita yang diikat oleh Empat Pilar Kebangsaan,” tutur Rusli.

Mantan Bupati Gorontalo Utara itu juga mengapresiasi kerukunan umat beragama yang ada di Gorontalo. Meski berbeda agama, suku dan budaya namun senantiasa hidup rukun dan damai satu sama lain.

“Saya sangat salut dengan kerukunan ini. Tidak pernah saya dengar ada masalah berbau Sara. Tidak pernah ada. Ada Minahasa, Sangihe, Jawa, Arab, Cina semua ada di Gorontalo. Kita punya komitmen, baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota sampai desa, melayani sepenuh hati dengan semboyan torang samua basudara,” pungkasnya.

Rusli mendukung penuh pelaksanaan Festival Kaaruyan. Ia memerintah Dinas Pariwisata untuk mencatat sebagai agenda tahunan pariwisata Gorontalo tahun 2020 nanti.(Isam/HumasPemprov/Habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan