Diskominfo dan Satgaswil Gorontalo Densus 88 Sosialisasikan Anti Teroris dan Radikal

oleh
banner 468x60

HABARI.ID | Program remaja cakap (recak) digital di SMA Negeri 1 Limboto diintegrasikan dengan sosialisasi anti terorisme dan radikalisme. Sosialisasi tersebut bekerjasama dengan Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Gorontalo Detasemen Khusus Anti Teror (Densus) 88 Mabes Polri yang digelar di Aula SMA 1 Limboto, Senin (20/6).

Program recak digital digagas oleh Dinas Kominfo dan Statistik (Diskominfotik) untuk mengedukasi siswa – siswi SMA cerdas bermedia sosial. Mereka dibekali dengan etika bermedia sosial, literasi keamanan digital, refleksi dan aksi serta akses data dan Informasi.

“Ada 12 SMA yang menjadi pilot project tahun ini, ini sudah yang ketujuh. Hari ini agak berbeda, karena kita ikut menggandeng tim Satgaswil Densus 88 untuk mengedukasi siswa siswi tentang anti terorisme dan radikalisme,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik, Diskominfotik, Zakiya Baserewan.

Di tempat yang sama, Kanit Intelijen Satgaswil Gorontalo Densus 88, Saffan A menjelaskan, pencegahan dini melalui sekolah sekolah sangat penting agar paham terorisme dan radikalisme tidak berkembang. Siswa sekolah menjadi sasaran karena dinilai paling labil dan mudah disusupi paham paham negatif.

“Kaum milenial rentan sekali disusupi paham radikal karena mereka masih labil. Istilahnya masih mencoba menemukan jati diri. Jangan sampai justru terjebak pada pehamaman yang radikal dan aksi terorisme,” jelas Saffan.

Ditambahkan Saffan, radikalisme merupakan suatu ajaran, doktrin atau praktik paham yang berbahaya, serta dipahami sebagai aliran yang menghendaki pergantian dengan cara yang keras dan cepat. Beberapa karakter radikalisme terlihat dari sikap yang intoleran dan fanatik.

“Karakter lain yakni eksklusif, menjalani kehidupan sendiri dan menutup diri dari pemahaman yang lain. Berikutnya revolusioner, cenderung mendukung perubahan dan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya,” imbuhnya.

Data Satgaswil Densus 88 menyebut, potensi radikalisme dan terorisme di Gorontalo semakin meningkat. Tahun 2020 ada tujuh terduga teroris yang diamankan di wilayah Kabupaten Pohuwato. Tahun 2022, ada 11 orang terduga teroris yang turut diamankan petugas.

Pihaknya mengimbau kepada pelajar dan masyarakat umum untuk mewaspadai paham radikalisme dan terorisme. Perkumpulan dan kajian agama yang menyimpang agar dapat dicermati dan dilaporkan kepada pihak berwajib. (edm/habari.id)

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan