Bayi 2 Bulan Penderita Hidrosefalus di Boalemo, Butuh Uluran Tangan

oleh
Aiman, bayi 2 bulan yang menderita Hidrosefaluas.
banner 468x60

HABARI.ID I Orang tua mana yang tidak ingin, melihat anaknya sehat. Apalagi, anak masih berumur 2 bulan. Tingkahnya yang lucu, dengan ceriri khas senyuman manja balita, terkadang membuat orang tua bahagia.

Namun, sayang itu hanya berlaku bagi balita yang sehat dan dilahirkan normal. Berbeda dengan yang dialami bayi laki-laki yang baru berusia 2 bulan, menderita Hidrosefalus.

Aiman Amir, anak bungsu dari pasangan Iyon Amir dan Sri Dewi Lakadjo. Keluarga yang berasal dari Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo ini, kini harus mencari obat tradisional untuk kesembuhan sang bayi keduanya itu.

Saat disambangi, Aiman seperti sedang menahan sakit luar biasa, akibat menderita penyakit Hidrosefalus tersebut. Aiman hanya bisa berbaring tanpa bisa bermain, seperti layaknya anak-anak seusia dia, yang bisa dilakukan hanya bisa menangis dan terdengar suara batuk-batuknya disela-sela pangkuan ibunya.

Menurut penuturan Sri, penumpukan cairan di rongga otak yang dialami anaknya itu sudah difonis dokter sejak masih dalam kandungan. Setelah lahir terus membesar hingga di usia 2 bulan ini.

Dimana penumpukan cairan tersebut mengakibatkan tekanan pada otak, yang membuat ukuran kepala Ainun tambah membesar.

“Aiman sudah di fonis mengidap penyakit ini oleh Dokter sejak masih dalam kandungan. Setelah lahir disarankan untuk operasi,” tuturnya.

Aiman hanya bisa berbaring di tempat tidur di RSTN Boalemo. Aiman juga harus menangis kesakitan ketika buang air kecil atau air besar.

Sungguh sebuah penderitaan yang dirasakan Aiman, terlebih kehidupan kedua orang tuanya yang serba kekurangan. Balita yang semestinya bermain dengan ceria, harus berjuang melawan perihnya penyakit yang ia derita.

Disebutkan, Iyon, ayah Aiman, kesehariannya adalah bekerja sebagai petani, sesekali juga turun melaut. Penghasilannya pun tak sebanding dengan beban yang harus ia tanggung. Demi pengobatan buah hatinya ia rela bekerja apa saja.

Terlebih Sri, pun harus beraktivitas ekstra dalam mengasuh dan merawat Aiman anak bungsunya setiap hari. Ia hanya bisa berharap dan berdoa semoga ada tangan-tangan dermawan yang bisa meringankan beban keluarganya.

“Sebenarnya anak kami, sudah dua kali di rawat di Rumah Sakit Tani dan Nelayan (RSTN) Boalemo, sejak dia lahir. Kedua kalinya sekarang ini,” terangnya.

Di sisi lain, Sri mengatakan, pengobatan untuk anaknya ini berbagai macam cara ditempuh. Termasuk mencari obat-obat tradisional, hingga mendatangi dukun yang bisa mengobati.

Hal yang lebih Sri takutkan lagi, tidak lain uang simpananya untuk berobat Ainun sudah habis. Sementara sang suami saat ini, tidak lagi bekerja. Sebab, bergantian menjaga sang anak di RSTN Boalemo.

“Kami orang miskin seperti ini hanya bisa berharap, semoga ada yang mau membantu kami untuk mengobati Ainun. Tadi saja, kami tinggal meminjam uang 50 ribu pada teman. Karena kami sudah, tidak memiliki uang,” harapnya dengan raut wajah sedih.***

Baca berita kami lainnya di

Tinggalkan Balasan